“Masyarakat produktif dan aman Covid-19, pertama, ini berarti masyarakat produktif yang memutus mata rantai Covid-19," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan, Rabu (10/6).
"Kedua, produktif dalam memutus mata rantai dari meningkatnya angka PHK (pemutusan hubungan kerja), agar tidak semakin tinggi, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa terdorong,†imbuhnya.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui, jika pada awal tahun 2020 di medio Januari-Februari. Perekonomian nasional dalam kondisi relatif lebih baik dari negara-negara lain. Namun, setelah terjadi penurunan saat memasuki masa pandemik Covid-19.
Melalui pemberlakukan protokol
new normal, kata dia, maka diharapkan kondisi perekonomian membaik seperti yang sudah dilakukan beberapa negara lain.
“Kita harus banyak belajar dari negara yang sudah mendahului kita, seperti Korea, China, dan Italia,†katanya.
Kondisi perekonomian nasional selama masa pandemik Covid-19 hampir semuanya turun drastis.
Bahkan, Airlangga menyatakan, hampir seluruh sektor perekonomian terpotong antara 50 persen hingga 20 persen. Namun, demikian ada pula sektor yang masih positif.
“Sektor yang paling baik, adalah pangan, kesehatan dan kelapa sawit atau produksi minyak nabati. Sementara yang lain semuanya berada di bawah,†ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, menurutnya, maka harus dilakukan
restart engine ekonomi. Hal tersebut diperlukan agar kita bisa menahan yang terkena PHK dan menahan kondisi masyarakat yang berada di
near poor menjadi
poor.
Kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya sudah mendapatkan kepercayaan di mata pasar. Sambungnya, indikator perekonomian Indonesia saat ini positif.
Misalnya, penerbitan obligasi oleh Hutama Karya yang ratingnya rendah karena dijamin oleh pemerintah. Hal itu menunjukkan beberapa hal penting.
“Pertama, ini berarti kepercayaan terhadap surat utang kita positif. Kedua pasar modal sudah mulai rebound dan ketiga currency kita relatif cukup kuat,†jelasnya.
Dari segi makro ekonomi, Menko Perekonomian juga melihat kepercayaan pasar terhadap Indonesia dan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah adalah positif.
“Kita harus menjaga perekonomian nasional dan mengutamakan produksi nasional dan menjaga daya beli masyarakat agar jangan dimanfaatkan oleh importir yang akan menguntungkan negara lain,†pungkas Airlangga.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: