Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pimpinan DPR: Jangan Ada Kompromi Untuk Kedaulatan NKRI Di Natuna

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 11 Juni 2020, 13:56 WIB
Pimpinan DPR: Jangan Ada Kompromi Untuk Kedaulatan NKRI Di Natuna
Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin/Net
rmol news logo Pemerintah secara tegas menolak klaim sepihak China terkait garis nine dashed-line (sembilan garis putus putus) yang tidak memiliki dasar hukum internasional sebagai batas laut dengan Indonesia.

Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin mengapresiasi sikap tersebut. Menurutnya, pemerintah sudah tidak perlu lagi melakukan perundingan karena sudah dipertegas dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) terkait dengan wilayah laut Natuna sebagai kedaulatan Indonesia.

“Bahwa Keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, Belanda pada 12 Juli 2016 terkait LCS menolak klaim sepihak dari pemerintah China atas keberadaan nine dashed-line,” ujar Aziz Syamsuddin di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (11/6).

Berdasarkan Pasal 4 UU 5/1983, Indonesia memiliki hak untuk eksplorasi
dan eksploitasi di kawasan zina ekonomi ekslusif (ZEE). Pelayaran dan penerbangan internasional bebas dilakukan asalkan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

Negara lain hanya diperbolehkan mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan ZEE, dengan syarat meminta izin terlebih dahulu ke pemerintah RI.

"Jangan sampai pemerintah Indonesia sampai membuka ruang kompromi terkait  kedaulatan NKRI," katanya.

Politisi Partai Golkar itu menegaskan, bahwa Indonesia tidak memiliki tumpang tindih batas internasional apapun dengan China. Oleh karena itu China perlu menghormati hukum internasional yang berlaku agar adanya stabilitas wilayah, baik di wilayah Asean maupun di Indo-Pacifik secara keseluruhan.

Laut China Selatan merupakan wilayah yang strategis dalam jalur perdagangan yang menghubungan keseluruhan wilayah Indo-Pacific. Maka hanya dengan kerjasama yang baik serta saling menghormatilah akan menciptakan stabilitas regional.

Pun juga bagi Indonesia, kata Aziz, wilayah perairan Natuna menjadi penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan mencegah masukny ancaman dari luar.

"Perairan Natuna merupakan wilayah strategis bagi Indonesia untuk keamanan nasionalnya dalam menangkal segala bentuk ancaman traditional dan juga ancaman non-traditional seperti halnya penyeludupan narkoba, terorisme, illegal fishing dan lainnya" jelasnya.

Politisi Dapil Lampung II itu meminta agar Pemerintah terus memperkuat keamanan nasional di dekat Laut China Selatan baik dari sisi infrastuktur keamanan dan militer.

"Indonesia berharap persoalan Laut China Selatan akan segera terselesaikan melalui berbagai instrument kerjasama international sehingga tidak menimbulkan instabilitas di wilayah ini,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA