Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dampak Perekonomian Akibat Covid-19 Tak Signifikan, Menko Airlangga: Resiliensi Indonesia Lebih Kuat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 15 Juni 2020, 15:41 WIB
Dampak Perekonomian Akibat Covid-19 Tak Signifikan, Menko Airlangga: Resiliensi Indonesia Lebih Kuat
Menko Airlangga konferensi pers secara virtual usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu/Ist
rmol news logo Pandemik virus corona baru atau Covid-19 memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh sebesar 2,97 persen pada kuartal I-2020.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Namun, capaian tersebut diklaim Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih lebih baik jika dibandingkan negara lain.

“Kita punya resiliensi (kemampuan beradaptasi) lebih kuat dari negara lain karena hanya tiga negara yang masih positif, yaitu China, India, dan Indonesia,” ujar Airlangga Hartarto dalam Rakornas BPKP yang digelar virtual, Senin (15/6).

Salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia masih tumbuh positif di tengah bencana virus corona adalah karena daya beli masyarakat di dalam negeri masih cukup tinggi.

“China, India, Indonesia ini kuncinya daya beli domestik sehingga dalam situasi ini domestic demand itu aset nasional,” paparnya.

Beriringan dengan capaian tersebut, Ketua Umum Partai Golkar ini meyakini perekonomian domestik akan lebih baik ke depannya. Terlebih perekonomian global sudah mulai mengalami perbaikan sejak awal Juni, tepatnya saat tatanan hidup baru atau new normal di-declare sejumlah negara.

Ia mencontohkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh sekitar 4.800 hingga 5.000, setelah sebelumnya berada di bawah 4.000 turut menggambarkan situasi ekonomi yang positif bagi Indonesia.

“April harga saham itu volatilitas tertinggi, tapi sekarang sudah mulai kelihatan. Artinya dunia sudah antisipasi perbaikan dengan new normal. Kapitalisasi pasar yang jatuh 60 triliun dolar AS pada April ini sudah naik jadi 83 triliun dolar AS," ungkap Airlangga Hartarto.

"Harga minyak yang pernah turun juga membaik. CDS lebih baik dari negara lain. Termasuk ada perbaikan nilai tukar kembali ke Rp 14.133,” sambungnya.

Namun begitu, mantan Menteri Perindustrian ini menyatakan bahwa negara masih memiliki PR untuk diatasi, salah satunya adalah meningkatnya angka kemiskinan dari sekitar 1,16 juta hingga 3,78 juta orang, jika dibanding sebelum kehadiran Covid-19.

PR lain adalah angka PHK dan dirumahkan yang bertambah hingga 3 juta orang akibat pandemik Covid-19. Persoalan-persoalan inilah yang menurut Airlangga harus segera diatasi karena masih memiliki potensi peningkatan cukup tinggi ke depannya.

“Berbagai negara diprediksi pengangguran dan kemiskinan rata-rata meningkat. Di Indonesia angkanya relatif. Jadi mudah-mudahan lebih baik dari negara lain meskipun di level ASEAN masih tinggi,” demikian Airlangga Hartarto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA