Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tagihan Tarif Listrik Masyarakat Membengkak, Pengamat Energi UGM: Bukan Karena Subsidi Silang!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 20 Juni 2020, 04:26 WIB
Tagihan Tarif Listrik Masyarakat Membengkak, Pengamat Energi UGM: Bukan Karena Subsidi Silang!
Pengamat Energi dari UGM Fahmy Radhi/Repro
rmol news logo Dalih subsidi silang yang dilakukan PT PLN sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menggratiskan penggunaan listrik 450 Voll Amper (VA) dan mendiskon pengguna 900 VA, dinilai keliru.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pasalnya, yang menjamin penggratisan tarif listrik tersebut bukanlah PLN. Karena sejumlah masyarakat mengeluhkan tagihan listrik yang membengkak secara tiba-tiba dan tidak masuk akal.

Demikian disampaikan Pengamat Energi dari UGM Fahmy Radhi, saat mengisi diskusi bertajuk "Polemik Tagihan Listrik Naik: Bagaimana Nasib Rakyat" yang diselenggarakan oleh DPP PAN, Jumat (19/6).

"Ini bukan pula subsidi silang dari penggratisan dan pendiskonan tadi. Semua biaya untuk memberikan dikson dan penggratisan yang saya catat Rp 93,6 triliun itu ditanggung oleh pemerintah yang dialokasikan dalam APBN 2020. Jadi bukan PLN yang menanggung, yang menanggung adalah pemerintah," kata Fahmy Radhi.

Fahmy menuturkan, subsidi itu merupakan program Presiden Jokowi selama pandemik virus corona baru (Covid-19) yang memberikan keringanan kepada pelanggan 450 dan 900 VA. Kedua kelompok penerima itu masuk kategori rentan miskin dan harus mendapatkan diskon 50 persen.

Artinya, sambung Fahmy, kenaikan tarif listrik yang membengkak dan dirasakan oleh sejumlah masyarakat bukan akibat dari naiknya iuran listrik itu sendiri.

"Bahwa pembengkakan bukan terjadi karena adanya kenaikan tarif dasar listrik. Karena kenaikan tarif listrik itu adalah kewenangan pemerintah yang harus disetujui oleh DPR dan sejak 2017 pemerintah sudah menyatakan tidak ada kenaikan listrik," ucapnya. 

Lebih lanjut, Fahmy menegaskan, kejadian semacam ini harus menjadi evaluasi manejemen PLN. Tujuannya agar tidak terjadi peristiwa serupa terulang di kemudian hari.

"Saya yang melihat kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi PLN agar ke depan tidak terjadi lagi," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA