Demikian disampaikan Ketua Jaringan Aktivis ProDemokrasi Sulawesi Selatan (Makassar), Andi Ibrahim Amiruddin dalam menanggapi isu rasisme yang mencuat siring yang terjadi di Bumi Cenderawasih.
"Rasisme bisa dikatakan ancaman paling nyata dalam tatanan hidup, sebab menimbulkan kebencian maksimal dengan alasan yang minimal hingga berakibat atas terpecah belahnya bangsa dan negara kita," kata Andi Ibrahim Amiruddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/6).
Oleh karenanya, ia mengajak masyarakat untuk menganalisis media informasi atau menggunakan media secara baik sehingga tidak mudah terpancing atau terprovokasi.
"Marilah kita saling bahu-membahu, saling merangkul untuk NKRI karena saya Indonesia, kita semua Indonesia sekalipun kita berbeda pendapat, namun lagu kita masih sama Indonesia Raya," tegasnya.
Di sisi lain, keberadaan Pancasila seharusnya menjadi wadah pemersatu, khususnya pada wilayah sosio-kultural. Pancasila kata dia, tidak hanya sekadar dimaknai secara simbolis bahwa pancasila punya 5 sila, namun memaknai apa yang menjadi poinnya.
"Saya berharap apa yang menjadi pesan Gusdur (Presiden keempat RI) bahwa perbedaan pendapat cukup sampai dikerongkongan saja, tidak untuk sampai kehati senantiasa kita implementasikan," tutup Ibrahim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: