Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Punya Satu Cara Pandang, Tanri Abeng Dukung Erick Thohir Restrukturisasi BUMN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 25 Juni 2020, 17:59 WIB
Punya Satu Cara Pandang, Tanri Abeng Dukung Erick Thohir Restrukturisasi BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir/Net
rmol news logo Persoalan restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang menjadi salah satu topik hangat di era kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Di tengah banyaknya kritik terhadap kebijakannya itu, Erick Thohir menyatakan bahwa proses perombakan perusahaan pelat merah dilakukan dengan banyak perhitungan.

Ketegasan Erick mendapat sambutan bai dari mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng. Menurutnya, apa yang dilakukan Erick dalam melakukan restrukturisasi sudah benar dan sejalan dengan ide-ide yang pernah dijalankannya.

“Apa yang dilakukan Erick Thohir itu sesungguhnya jalurnya masih sejalan dengan pemberdayaan yang saya lakukan 22 tahun yang lalu. Yaitu restruktusasi, profitisasi dan privatisasi,” ujar Tanri Abeng kepada wartawan, Kamis (25/6).

Bagi Tanri, jika Erick merasa kebijakannya sudah benar harusnya bisa mempertanggungjawabkannya. Mestinya, Erik tidak boleh diganggu agar fokus membenahi BUMN.

“Keputusan terahir tetap kepada Erick Thohir sebagai orang yang ditunjuk langsung oleh presiden, dia harus kokoh mempertanggungjawabkan apa yang dia lakukan, makanya dia harus benar. Kalau dia salah pasti dia dikeroyok,” jelasnya.

Sambungnya, kritikan itu muncul tidak hanya dari orang yang tidak sependapat dengan keputusan Erick. Tetapi bisa juga disebabkan oleh kurang memahami maksud dan tujuan perombakan tersebut.

Maka dari itu, dia meminta agar Erick untuk lebih terbuka dan mengajak dialog pihak-pihak yang kurang memahami strateginya dalam upaya menyehatkan BUMN.

“Jadi Erick Thohir itu harus lebih terbuka dan berdialog dengan elemen-elemen yang masih belum memahami strateginya, panggil semua orang itu, yang kedua mungkin ada alasan-alasan lain seperti politik, kalau itu saya tidak tahu lah ya, tapi biasanya orang yang mengkritik karena dia tidak mengerti atau juga memang yang dikritik itu memang salah langkah atau salah memberikan informasi,” terangnya.

Lanjut Tanri, semangat Erick untuk menciptakan value creation atau penciptaan nilai masih sama dengan kebijakannya yang dia buat pada kementerian BUMN pada tahun 1998.

“Semangatnya masih disitu dimana saya melihat transisi yang saya kembangkan pada waktu itu 22 tahun yang lalu, untuk pemberdayaan BUMN, karena waktu kita mulai kan dari 159 BUMN itu tidak sehat, jadi harus ada restrukturisasi, nah konsep saya waktu itu adalah restrukturisasi menuju profitisasi setelah profitisasi baru privatisasi,” bebernya.

Dia pun mendukung kebijakan Erick dalam dua hal, yaitu pertama BUMN yang menjadi problem atau yang tidak produktif memberikan kontribusi keuntungan dijual saja agar tidak menjadi beban.

“Misalnya dulu itu ada pabrik PT Iglas yang bergerak pembuatan kemasan gelas, ngapain BUMN ngurusin begitu, jual saja kepada karyawan atau siapa,” kata Tanri.

Kedua, yang paling penting menurut Tanri adalah bahwa BUMN dapat kembali kepada inti bisnisnya saja, jangan melenceng mengerjakan bisnis yang lain.

“Hampir semua BUMN besar itu punya universitas, lalu dia juga punya hospital. Padahal hotel di holding saja di dalam klaster pariwisata misalnya. Jadi persis yang ingin saya lakukan pada waktu saya membentuk kementerian core stay, jadi itu benar semua,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA