Koordinator Lapangan Aksi bertajuk “ Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunisme†Edy Mulyadi akhirnya buka suara atas peristiwa yang terjadi tersebut.
Menurutnya, pembakaran bendera PDIP merupakan sebuah eksiden. Sebab, tidak ada rencana dari panitia aksi untuk melakukan pembakaran tersebut.
“Tidak ada rencana bakar bendera. Jangankan rencana, dibahas saja nggak. Jangankan dibahas, disinggung saja nggak. Kepikir aja juga nggak,†tegasnya dalam sebuah video yang diterima redaksi, Jumat (26/6).
Dia lantas meluruskan peristiwa di lapangan hingga saat pembakaran bendera itu terjadi.
Sekjen GNPF Ulama itu mengaku saat sedang beristirahat di bawah mobil komando mendapat bisikan dari seseorang yang muncul dari gerombolan aksi.
“Bisikin ke saya, “habis ini bakar bendera PKIâ€. Spontan saya jawab, emang ada benderanya? (Dijawab) ada. Yasudah kalau gitu,†urainya.
Setelah itu dia naik ke panggung dan langsung mengumumkan bahwa akan ada pembakaran bendera PKI pada aksi nanti. Massa yang mendengar kabar itu tampak bersemangat.
Hanya saja, Edy Mulyadi mengaku hanya tahu bendera yang dibawa ada dua, tapi tidak tahu bahwa bendera itu adalah bendera PKI dan PDIP.
“Kenapa PDIP ikut dibakar, saya nggak tahu, waktu dibawa ke situ ada berapa bendera, saya nggak tahu (ada PDIP),†urainya.
Hingga pada akhirnya saat kedua bendera itu dibakar, Edy Mulyadi mengaku tidak bisa menghentikan gelora peserta aksi yang bersemangat.
“Dalam suasana seperti itu masak saya bilang woi bendera PDIP jangan dibakar, nggak mungkin,†ujarnya.
“Jadi pembakaran bendera bukan rencana kita. Kedua, bendera PDIP benar-benar eksiden, tidak ada rencana dan diduga penyusup,†demikian Edy Mulyadi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.