Pernyataan tersebut terlontar dari mantan aktivis Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, saat diwawancarai
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/6).
“Din Syamsuddin juga punya relasi yang luas baik di nasional dan dunia internasional, jadi kombinasi itu saya kira sangat penting bagi pengembangan Institut Teknologi Bandung di masa yang akan datang,†ujarnya.
Dia menambahkan, semenjak menjadi aktivis Muhammadiyah, Din Syamsuddin bukanlah orang yang radikal. Namun, lebih bersikap kritis dalam membangun bangsa Indonesia.
“Kalau perlu, menurut saya enggak apa-apa itu Din Syamsuddin diundang untuk diskusi di ITB,†katanya.
“Pak Din Syamsuddin itu ada kritik yang disampaikan, tapi kritik yang disampaikan dalam koridor kecintaannya terhadap bangsa kita,†imbuhnya.
Saleh teringat saat Din Syamsuddin ditanya soal komitmennya untuk membangun bangsa. Salah satu hal yang diucapkan Din yakni perihal prinsip
daarul ahdi wa syahadah.
“Kalau kata beliau ini kita terikat dalam perjanjian primordial yang antara kita dan negara yaitu dalam bentuk Pancasila, UUD 1945,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: