Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Arief Poyuono: Wajar Kangmas Jokowi Mau Lakukan Reshuffle Kabinet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Senin, 29 Juni 2020, 08:41 WIB
Arief Poyuono: Wajar Kangmas Jokowi Mau Lakukan Reshuffle Kabinet
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono/Net
rmol news logo Menteri-menteri yang bekerja dengan Presiden Joko Widodo sebenarnya menjadi orang yang paling enak bekerja. Sebab, Jokowi merupakan sosok yang berani ambil risiko apapun demi kepentingan rakyat dan negara.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menanggapi kemarahan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet, yang turut menyinggung mengenai reshuffle pada 18 Juni lalu.

Arief lantas mencontohkan ketegasan Presiden Jokowi yang siap pasang badan. Mantan walikota Solo itu, sambungnya, tampak menawarkan kebijakan berupa perpou maupun perpres jika para menteri mengalami hambatan dalam menangani Covid-19.

“Termasuk untuk menyelamatkan ekonomi kecil dan ancaman buruh yang di-PHK serta menciptakan pertahanan kesehatan (health security) bagi ancamam pandemik,” tegas ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu, Senin (29/6).

Namun demikian, Arief Poyuono menyayangkan masih banyak menteri dan pimpinan lembaga yang tidak banyak melakukan tindakan atau kebijakan extra ordinary dalam menghadapi pandemik. Sehingga, berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, perekonomian nasional dan health security bagi masyarakat.

Padahal, sambungnya, terkait pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi akan mengalami minus pertumbuhan, sudah sering kali disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun demikian, dukungan instrumen lain yang seharusnya turut mencegah pertumbuhan ekonomi minus masih minim.

“Seperti belanja pemerintah untuk bansos sangat lamban dan belum mencapai 100 persen, belanja alkes dan APD juga sangat sedikit dan terlambat,” ujarnya.

Tidak hanya itu, realisasi dana penyelamatan ekonomi nasional akibat Covid-19, terutama untuk sektor UMKM, penyelamatan kredit macet korporasi akibat PSBB juga tak kunjung dieksekusi.

Padahal, sambungnya, daya tahan pengusaha dan korporasi yang sehat itu hanya empat bulan dan itu berdampak pada PHK besar-besaran.

Kondisi ini semakin disesalkan Arief Poyuono lantaran anggota DPR RI dari parpol-parpol koalisi tidak gesit mendukung program-program pemerintah untuk membantu masyarakat akibat Covid-19.

“Justru malah banyak mempersulit dan mempolitisasi, misalnya saja Program Kartu Prakerja yang sangat membantu masyarakat malah diobok-obok dianggap tidak transparan penerapannya. Padahal dana dan pelatihan dari Program Pra Kerja sangat membantu masyarakat,” ujarnya.

“Jadi, wajar Kangmas Jokowi mau lakukan reshuffle kabinet,” demikian Arief Poyuono. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA