Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Sentil Menkes Soal Minimnya Penyerapan Dana Covid-19, Saleh Daulay: Untuk Apa Ada Anggaran 2021?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 29 Juni 2020, 10:23 WIB
Jokowi Sentil Menkes Soal Minimnya Penyerapan Dana Covid-19, Saleh Daulay: Untuk Apa Ada Anggaran 2021?
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mempertanyakan pembahasan anggaran tahun 2021 jika ternyata anggaran Covid-19 masih belum sepenuhnya terserap/Net
rmol news logo Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, jadi salah satu anggota Kabinet Indonesia Maju yang disentil langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan Sidang Kabinet Paripurna.

Menkes Terawan disentil karena anggaran penanganan Covid-19 untuk bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun ternyata baru terserap 1,39 persen saja.

Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengapresiasi Jokowi yang telah menegur menterinya perihal dana penanganan Covid-19 saat Sidang Paripurna Kabinet pada 18 Juni 2020 lalu tersebut.

“Saya mengapresiasi peringatan presiden Jokowi terkait lambannya penyerapan anggaran di Kementerian Kesehatan. Apa yang disampaikan presiden tersebut juga menjadi perhatian Komisi IX. Dalam dua kali rapat kerja terakhir, persoalan penyerapan menjadi hal yang menjadi perbincangan hangat di Komisi IX,” ujar Saleh lewat keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/6).

Lebih lanjut, Saleh mengatakan, pada saat rapat dengar pendapat dengan Kementerian Kesehatan, Menkes Terawan memaparkan tingkat penyerapan masih berada pada posisi 47 persen.

“Masih ada 53 persen lagi yang belum terserap. Dan dari 47 persen yang terserap, kelihatannya malah yang paling banyak diserap justru adalah anggaran BPJS Kesehatan. Itu artinya, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh Kemenkes,” bebernya.

Saleh juga mengaku telah menerima laporan bahwa insentif tenaga medis yang menangani Covid-19 belum seluruhnya dibayarkan. Sampai sejauh ini, baru sekitar 40 persen. Sementara untuk yang 60 persen lagi masih menunggu verifikasi data dari daerah.

“Kalau penyerapannya rendah seperti ini, uang tentu tidak akan beredar di masyarakat. Daya beli masyarakat otomatis akan turun. Akibatnya, akan terjadi krisis seperti yang dikhawatirkan presiden,” imbuh politikus Partai Amanat Nasional ini.

Kemenkes berdalih, kata Saleh, rendahnya penyerapan karena pandemik Covid-19 ini tidak jelas akan sampai kapan berakhirnya.

"Lalu apakah anggaran-anggaran yang ada dibiarkan tidak terserap? Lalu untuk apa pembahasan anggaran tahun 2021? Apa tidak cukup memakai dana sisa yang tidak terpakai di tahun 2020,” tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA