"Saya perintahkan tidak komentar, tidak 'saur manuk' di medsos. Mereka itu kan gerombolan antikemapanan peninggalan orde baru. Ndak usah ikut-ikutan," kata Ketua DPC PDIP Salatiga, Teddy Sulistio dilansir
Kantor Berita RMOLJateng, Senin (29/6).
"Kalau kita menanggapi sama saja kita menyiram bensin di tengah percikan api. Sambil teman-teman DPC PDIP Salatiga terus berbuat untuk masyarakat di tengah tangisan masyarakat,†sambungnya.
Ditanya mengapa PDIP Salatiga saat ini lebih memilih kalem, Teddy mengistilahkan 'membunuh nyamuk' tidak dengan bom atom.
"Saya imbau masyarakat PDIP Salatiga untuk pasang bendera lagi, hemat energi. Kalau kita bereaksi tujuan mereka berhasil,†ucapnya.
Ia menegaskan, sikap PDIP Salatiga sejalan dengan perintah pusat untuk tidak melakukan aksi-aksi yang kontradiktif. Teddy juga tidak merasa khawatir jika pada akhirnya akan dijauhi partai lain.
Di sisi lain, ia justru menyesalkan sikap Badan Intelijen Negara (BIN) yang terkesan kebobolan terhadap aksi pembakaran bendera partai yang terjadi saat demo penolakan RUU HIP di depan Gedung DPR RI beberapa waktu lalu itu.
"Kenapa BIN atau intelijen tidak mengantisipasi gerakan-gerakan semacam itu. Membakar bendera partai, lama-lama membakar bendera Merah Putih. Fungsi intelijennya bagaimana, itu kebobolan,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: