"Itu artinya gerak dan filosofis kabinet ditentukan sepenuhnya oleh presiden sendiri," ungkap Deputi Badan Pembinaan Jaringan Konstituen DPP Partai Demokrat Taufiqurrahman kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/7).
Artinya, jika kabinet disebut lamban bekerja, tidak ada progres dan tidak ada yang signifikan, yang harus dievaluasi dan dipertanyakan justru presiden.
“Kan dia leadernya, dia yang bisa menggerakkan kabinetnya?" sambung Taufiq.
Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta itu juga mempertanyakan maksud dan tujuan presiden memarahi pembantunya di depan publik.
Sebab menurutnya, jika sampai presiden marah-marah dan emosi, publik jadi tahu ada proses yang tidak benar dalam pengambilan keputusan di istana.
"Marah-marah tanpa action kan sama saja bohong. Marah-marah itu hal, tapi hal yang ditunggu oleh publik adalah
what’s next, mau ngapain setelah marah-marah? Kalau diam-diam saja, itu cuma caper saja, ini saatnya bekerja, masa kampanye sudah lewat," tegasnya
Untuk itu, Taufiq meminta kepada presiden dan juga pemerintah untuk segera melakukan kerja konkret dan bukan sekadar bersilat lidah tanpa adanya kemajuan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: