Pasalnya hingga hari ini, banyak pihak masih bertanya-tanya dengan rencana reshuffle yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, termasuk salah satunya disampaikan Direktur Ekekutif Voxpol Centre Pangi Syarwi Chaniago.
Saat sebelum Jokowi membentuk kabinetnya, Pangi mengaku telah memberikan masukan kepada Presiden asal Solo itu untuk berhati-hati dalam memilih menteri.
Karena menurutnya, bongkar pasang kabinet di tengah perjalanan pemerintahan bisa mengganggu kerja-kerja negara dari berbagai aspek.
"Gonta-ganti menteri berkali-kali dapat memperlambat akselarasi kerja kementerian itu sendiri, menteri baru harus beradaptasi kembali dan mulai dari nol lagi," ujar Pangi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/7).
Namun sikap ketidak hati-hatian Jokowi pun nampak di masa kerja yang belum mencapai setahun ini, dan fatalnya bertepatan dengan datangnya pandemik virus corona baru (Covid-19).
"Hal tersebut sekarang mulai terungkap dan terkonfirmasi, banyak menteri yang nampaknya tidak mampu mengimbangi ritme kerja presiden," tuturnya melanjutkan.
Lebih lanjut, Pangi secara pribadi mengkhawatirkan jika benar Jokowi akan melakukan reshuffle. Sebab bukan tidak mungkin menurutnya, masukan dari orang partai politik pendukung pemerintahan akan turut mempengaruhi keputusan Jokowi dalam menentukan.
"Letupan-letupan yang menjadi indikator
reshuffle ialah letupan politik, bukan letupan kinerja. Bentangan empiris ini yang terjadi selama ini," ungkapnya.
"Mau dua kali sampai sepuluh kali
reshuffle pun tidak akan punya korelasi linear terhadap kinerja pemerintah, selama
reshuffle hanya berbasiskan letupan politik semata," demikian Pangi Syarwi Chaniago.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: