Kemarahan Jokowi, dinilai beragam oleh sejumlah kalangan. Tak sedikit marah-marah presiden dua periode itu hanya akting semata, dan pencitraan agar dinilai memiliki kinerja baik di hadapan masyarakat di tengah situasi Covid-19 ini.
Pasalnya, sejumlah survei menyampaikan bahwa dalam penanganan Covid-19 hampir 90 persen masyarakat menilai kinerja pemerintahan buruk.
Menyikapi hal tersebut, politisi PKB Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa kemarahan presiden hingga berujung pada niatan untuk mereshuffle kabinet itu bukanlah pencitraan.
“Saya yakin bukan pencitraan. Namun presiden kali ini serius,†kata Gus Yaqut kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/7).
Pihaknya memberikan catatan, jika presiden berniat melakukan reshuffle kabinet, maka harus dipastikan bahwa hal itu tidak ada tekanan dari pihak manapun.
“Selama itu muncul karena kebutuhan presiden dalam rangka mengendalikan Covid 19 sekaligus melakukan adaptasi kinerja di masa pandemik, juga bukan karena didasarkan desakan-desakan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin masuk ke dalam kabinet saya kira baik saja,†katanya.
Ketua umum GP Anshor itu mendukung keputusan presiden untuk merombak kabinet, jika dirasa para menteri tidak layak dipertahankan di pemerintahan.
“Baik saja, selama alasannya itu tadi. Kebutuhan dan bukan karena tekanan,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.