Peringatan Jokowi dalam rapat terbatas percepatan penyerapan anggaran di Istana Negara, Selasa kemarin (7/7), dinilai sebagai peringatan terakhir Jokowi kepada menterinya.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengatakan, dia melihat bahwa Presiden Jokowi semakin dan sangat panik melihat kondisi yang ada saat ini. Namun, kepanikan itu tidak dialami oleh para menteri.
"Sepertinya yang diundang adalah menteri-menteri yang memang mendapatkan raport merah, sehingga harus dipecut dulu baru bisa kerja cepat," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/7).
Dari gelagatnya Jokowi, lanjut Saiful, menunjukkan bahwa politisi PDIP itu khawatir atas kondisi negara yang semakin mengkhawatirkan.
"Akan tetapi kenapa Jokowi tidak segera mencopot menteri yang dianggapnya tidak memiliki sense of crisis yang sama?" heran Saiful.
Namun demikian, Saiful meyakini bahwa pernyataan Presiden Jokowi pada ratas 7 Juli kemarin merupakan peringatan terakhir kepada para menterinya yang akan berujung dilakukannya reshuffle.
"Namun saya yakin, pertemuan kemarin bagian dari peringatan terakhir dari Jokowi, apabila masih tetap tidak dihiraukan oleh para menteri, maka saya yakin Jokowi akan mereshuffle Menteri yang dianggapnya tidak bisa bekerja," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: