Dari
data Bappenas, jumlah penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64
persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta
jiwa.
Namun demikian, hal ini akan menjadi bencana bila tidak
dibarengi dengan langkah antisipasi dari pemerintah. Salah satu yang
bisa dipersiapkan adalah investasi di dunia pendidikan.
“Bonus
demografi itu akan berubah menjadi bencana demografi kalau kita enggak
bisa ubah bahwa mayoritas anak usia 7 tahun ini cuma dapat pendidikan 12
tahun ke depan,†kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra,
Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta, Sabtu (11/7).
Mantan Wagub DKI
Jakarta ini berharap, pemerintah benar-benar memikirkan kelangsungan
anak-anak sehingga bonus demografi menjadi peluang dan terwujudnya
cita-cita Indonesia emas 2045.
“Mereka harus dapat kesempatan
pendidikannya minimal sampai S1 (sarjana) selesai, dan sebagian S2
(magister) dan akhirnya S3 (doktor). Jadi bonus demografi itu bisa jadi
bencana kalau kita enggak
invest di pendidikan," urai
Sandiaga.
Di sisi lain, saat ini ia menyebut porsi tenaga kerja
lulusan pendidikan menengah ke atas masih minim. Hal itu karena
keterampilan dan skill set mereka yang sangat terbatas. Dengan adanya
investasi di dunia pendidikan, anak-anak akan memiliki kesempatan kerja
yang berkulitas.
“Jadi ini perlu kita tingkatkan sehingga di 2045
di Indonesia Emas mereka punya kesempatan untuk mendapatkan lapangan
kerja baru dan berkualitas sesuai revolusi industri 4.0,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: