Peristiwa ini pun tidak luput dari perhatian mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) MS. Kaban. Menurutnya ada dua hal yang diduga menyebabkan mobil kepresidenan harus mengisi bahan bakar menggunakan jeriken di pinggir jalan.
“Pertama, kualat tidak turunkan BBM, sehingga jutaan rakyat tercekik. Keluhan rakyat mustadafiin terkabul,†ujar mantan ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu, dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu (11/7).
Sementara yang kedua, duganya, adalah karena anggaran pemerintah minim, sehingga tidak mampu memenuhi biaya bahan bakar mobil kepresidenan.
“Pemerintah "kehabisan"? Duit untuk operasional,†tanyanya.
“Betul-betul ngeri kalau sudah begini. Istirahatlah dengan kalimat dengan ini saya berhenti sebagai presiden,†tutup MS. Kaban.
Belakangan isu mobil RI 2, kendaraan dinas Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin kehabisan BBM di jalan itu dibantah pihak Istana.
Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar meluruskan bahwa mobil yang digunakan Wapres Maruf Amin ke Sukabumi pada 8 Juli itu bukan sedang kehabisan bahan bakar.
"Pengisian BBM dari jeriken dilakukan karena tidak adanya SPBU yang memiliki bahan bakar minyak (BBM) sesuai kriteria mobil VVIP dan bukan karena mobil tersebut kehabisan BBM," urainya.
Dia menegaskan bahwa bahan bakar untuk setiap rangkaian VVIP selalu disiapkan BBM cadangan dalam jeriken di mobil teknisi.
Saat mobil perlu pengisian BBM dan tidak tersedia BBM yang sesuai spesifikasi mobil VVIP di SPBU setempat, maka digunakan BBM cadangan yang telah disiapkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: