“Melalui kolaborasi, dua usaha berbeda bisa saling melengkapi sehingga kinerjanya dapat lebih efektif, efisien dan keduanya mendapatkan
win-win solution,†kata pengagas rumah siap kerja, Sandiaga Salahuddin Uno dalam talkshow virtual bertajuk 'Pulihkan Ibu Pertiwi: 2020 Era Kolaborasi', Sabtu (11/7).
Melalui kolaborasi pula, kata Sandi bisa membangun jaringan, memangkas biaya bisnis, dan menyelesaikan masalah. Namun, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam membentuk kolaborasi yang tepat di situasi
new normal, seperti memperhatikan cakupan dan durasi karena kolaborasi bukan
open-ended. Pastikan kolaborasi sesuai target.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan tren konsumen yang sangat dinamis dan berubah-ubah secara cepat dan maksimalkan digital marketing untuk menggaungkan kolaborasinya. Terakhir, perlu juga ditinjau melalui monitoring dan evaluasi dari kolaborasi kita.
“Kuncinya kita harus bisa beradaptasi dengan hasil
outcome dan performa dari kolaborasi untuk menentukan
whether to stop or lanjut,†urai Sandi.
Di acara yang sama, pengusaha milenial sekaligus seorang dokter, dr. Tirta berbagi pengalamannya dalam menjalankan kolaborasi bisnis. Ia menceritakan awal mula dirinya berbisnis sepatu sejak di bangku kuliah. Lalu kemudian, akhirnya membentuk kolaborasi dengan beberapa brand sepatu lokal UMKM seperti The Panturas.
“Perlu diperhatikan kalau kolaborasi tidak boleh dilakukan sering-sering karena punya pengaruh kurang baik terhadap
image usaha. Tidak mencari profit, tapi hanya sekadar
gimmick marketing untuk meningkatkan
brand awareness,†paparnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: