Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berpotensi Mengebiri Demokrasi, Politik Dinasti Tegas Ditolak Milenial Banyuwangi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 13 Juli 2020, 10:15 WIB
Berpotensi Mengebiri Demokrasi, Politik Dinasti Tegas Ditolak Milenial Banyuwangi
Milenial Banyuwangi menolak adanya politik dinasti/RMOLJatim
rmol news logo Kalangan milenial tampaknya kini kian kritis dan peduli terhadap politik nasional. Termasuk menyuarakan penolakan terhadap politik dinasti yang mulai terlihat menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti yang diungkapkan kalangan milenial Banyuwangi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Banyuwangi (Garab). Mereka menyuarakan gerakan menolak politik dinasti dalam Pilkada Kabupaten Banyuwangi tahun ini.

Seperti diketahui, Partai Nasdem dan PDI Perjuangan telah mengeluarkan rekomendasi untuk Ipuk Fiestandani untuk diusung sebagai Calon Bupati Banyuwangi. Ipuk Fiestandani tak lain adalah istri Bupati Banyuwangi saat ini, Abdullah Azwar Anas.

Dikatakan koordinator Garap, Bondan Madani, politik dinasti adalah penyubur kebodohan intelektual dan politik Banyuwangi.

Apalagi, menurut Bondan, politik dinasti selalu erat kaitannya dengan politik uang. Siapa yang banyak memiliki uang, maka dialah yang berkuasa.

“Politik dinasti akan mengebiri demokrasi dan bahkan bisa membunuh. Setidaknya atas dasar itulah kami para milenial bertemu, selain juga ide gagasannya sama,” ujar Bondan dilansir Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (12/7).  

Dalam rapat perdana ini, pihaknya sepakat untuk membentuk koordinator di tingkat kecamatan untuk mendukung gerakan menolak politik dinasti. Sehingga pemberian edukasi ke masyarakat soal bahaya politik dinasti ini bisa lebih maksimal.

“Kita mulai besok akan keliling ke kampus, ke ponpes, ormas, karangtaruna, dan komunitas. Kita akan bentuk koordinator tingkat kecamatan. Kebetulan semua yang tergabung ini berstatus pemuda,” ujar mantan aktivis HMI ini.

Sementara itu, Koordinator Partisipasi Publik Perempuan Garap, Puji AS mengatakan, pihaknya akan selalu bersikap netral dan tidak mendukung kandidat Cabup manapun.

“Kami semua bukan kader partai politik manapun. Kita sebagai milenial hanya ingin bagaimana Banyuwangi akan lebih maju, demokrasi berkembang. Karena politik dinasti biasanya dimulai dengan menguasai partai politik. Akibatnya penjaringan bakal calon kepala daerah tidak maksimal di internal partai. Akhirnya tidak akan ada kesempatan milenial tampil,” ujar Puji yang juga pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Biologi ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA