Indikasinya, banyak para pemimpin negara tidak cukup baik dalam mengelola komunikasi dengan masyarakatnya sendiri, termasuk ketidakjelasan strategi penanganan corona yang komprehensif.
Bagi Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, pernyataan WHO tersebut secara tidak langsung juga menyinggung pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
"Saya kira soal tidak ada
trust masyarakat kepada pemerintah dalam menangani Covid-19 yang disinggung WHO juga ditujukan pada RI," cuit Gde Siriana dalam akun Twitternya, Rabu (15/7).
Karena menurut Board Member of Bandung Innitiaves Network ini, pemerintah sangat jelas kehilangan kepercayaan masyarakat terkait upaya penanganan virus asal Wuhan, China ini.
Buktinya, dipaparkan Gde Siriana, sejak pandemik Covid-19 menyebar di Tanah Air pada awal Maret lalu, pemerintah menunjukkan kesan tidak serius dan waspada dalam mencegah virus jenis SARS-CoV-2 ini.
"Sejak awal sudah tidak ada
trust, karena masyarakat ragu dengan respons pemerintah yang lambat. Kebijakan yang berubah-ubah dan tidak sinkron (antara) pusat-daerah, dan soal kasus yang kini terus meningkat," pungkas Gde Siriana.
Hingga Rabu (15/7) ini, jumlah kasus positif di Indonesia telah mencapai 80.094 kasus. Sementaa untuk yang sembuh 39.050 orang, dan meninggal 3.797 jiwa.
Secara global, Indonesia masuk urutan 30 besar kasus corona, tepatnya berada di urutan ke-25.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: