Pengumuman klaster II rencananya termasuk untuk Pilkada Kota Solo dan Pilkada Kota Medan. Pilkada tahun ini digelar 9 Desember.
Pilkada Solo dan Medan menarik dibanding daerah lain karena bakal diikuti dua keluarga inti Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (anak) di Pilkada Solo dan M. Bobby Afif Nasution (menantu) di Pilkada Medan.
Pengamat politik dari Sumatera Utara, Shohibul Anshor Siregar mengatakan, penetapan PDIP untuk Solo dan Medan alot karena ada negosiasi antara Jokowi dengan PDIP khususnya sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Mengingat, di dua daerah itu, sudah ada jagoan PDIP dari awal. Kader senior dan militan, plus petahana. Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo untuk Solo, dan Plt. Walikota Medan, Akhyar Nasution untuk Medan.
Jadi menurut Shohibul Anshor, kalau PDIP tidak usung Gibran dan Bobby, tidak bisa dibayangkan pasukan Jokowi dengan pasukan Megawati bertempur di lapangan untuk perebutan jabatan walikota Solo dan Medan. Dan itu sepertinya tidak mungkin terjadi.
"Secara teoritis Jokowi bisa saja memajukan anak dan menantunya tanpa menyertakan PDIP, tetapi itu tak akan dilakukan," katanya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/7).
"Dan negosiasi itulah yang menyebabkan ketertundaan penetapan calon PDIP untuk Medan dan Solo," lanjut Shohibul Anshor menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: