Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saatnya Indonesia Merebut Kembali Peluang Yang Pernah Diambil China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 19 Juli 2020, 06:27 WIB
Saatnya Indonesia Merebut Kembali Peluang Yang Pernah Diambil China
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono/Net
rmol news logo Peta ekonomi dunia setelah Covid-19 akan berubah. Negara-negara akan mencari alternatif lain untuk tidak bergantung terhadap produk produk dari China sebagai pendukung industrial dan manufaktur.

Ini lantaran krisis Covid-19 telah mengikis kepercayaan dunia pada China dan pada gilirannya mengubah kegiatan produksi pabrik-pabrik di negeri tirai bambu.

Begitu tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono kepada wartawan, Minggu (19/7).

“Indonesia menjadi negara yang cocok untuk memanfaatkan dan mengisi rantai pasokan bahan baku di dunia untuk keperluan industri dan manufaktur,” ujarnya.

Berangkat dari hal ini, diplomasi sumber-sumber daya manusia dan alam yang Indonesia miliki harus berguna. Indonesia perlu mengarahkan pandangan pada tatanan ekonomi baru dunia, di mana negara-negara akan membeli produk produk Indonesia, tidak hanya berdasarkan harga pada saat ini, tetapi juga catatan kepercayaan masa lalu dan nilai investasi masa depan.

“Ini adalah awal dari ekosistem startup manufaktur dan indistri berbasis kekuatan sumber-sumber alam di desa yang harus dikembangkan. Peluang kita yang kalah dari China pada 1990-an dalam merebut pasar dunia bisa didapat kembali sekarang,” tuturnya.

Indonesia, kata Arief, harus bisa menyeimbangkan kembali penyebaran ekonomi desa-kota. Sejak 1990-an, Indonesia terlalu bergantung pada beberapa pilar keuangan yang padat saja. Ada kurang fokus pada penyebaran mesin ekonomi untuk mencakup wilayah geografis yang lebih luas, yang mengarah ke migrasi massal ke kota-kota seperti Jabotabek, Surabaya, Medan, Makassar, Batam, dan Bandung.

“Migrasi yang tidak terencana ini, semata-mata didorong oleh kesempatan kerja yang tidak banyak menambah kualitas hidup, atau rencana pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Bahkan, itu menambah kesenjangan desa-kota yang melebar,” tegasnya.

Covid-19 telah memaksa sebagian besar pekerja di perkotaan besar untuk kembali ke desa dan daerah asal mereka yang diakibatkan matinya mesin mesin ekonomi di perkotaan pusat ekonomi di Indonesia.

Artinya, sekarang adalah kesempatan untuk membangun model ekonomi baru, yang tersebar secara geografis dan sektoral. Perlu insentif untuk pembangunan kembali perlu diarahkan pada sektor-sektor yang dapat menyebarkan mesin pembangunan ekonomi di luar  pusat gempa ekonomi yang telah menghentikan mesin mesin ekonomi.

“Dan kita membayangkan pusat manufaktur dan layanan kelas dunia di bagian-bagian terpencil di negara kita bisa terbangun, dihubungkan oleh infrastruktur jalan raya besar untuk pergerakan barang? Dan kita bisa membangun agroindustri berbasis di desa-desa,” urainya.

“Dana penyelamatan ekonomi nasional bisa dijadikan jembatan perekonomian desa untuk mengepung kota,” tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA