Begitu kata peneliti dari Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/7).
Populisme ini mendapat tempat di partai lantaran menjanjikan kemenangan dalam setiap kontestasi. Sebab, calon yang diusung sudah dikenali secara pribadi oleh rakyat. Sekalipun kinerja mereka belum dikenali.
"Ini juga didukung pragmatis dan realisime parpol. Lantaran mereka butuh kemenangan dalam kontestasi electoral. Ini menjadi PR besar proses demokratisasi," ujarnya.
Sementara menanggapi masuknya putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo yang diusung PDIP, Dian menyebutnya bagian dari populisme tesebut.
Selain itu, peristiwa ini juga menunjukkan dan memastikan bahwa dinasti politik masih ada di Indonesia.
“Memastikan isu dinasti politik masih ada di pusaran sistem politik Indonesa. Ini bertolak belakang dengan semangat reformasi ’98," demikian Dian Permata.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: