Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kesan Jokowi Ingin Bangun Trah Solo Terasa Saat Beri Dukungan Vulgar Ke Gibran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 20 Juli 2020, 08:40 WIB
Kesan Jokowi Ingin Bangun Trah Solo Terasa Saat Beri Dukungan Vulgar Ke Gibran
Presiden Joko Widodo dan keluarganya/Net
rmol news logo Terlibatnya Presiden Joko Widodo dalam meloloskan putranya, Gibran Rakabuming Raka, untuk mendapatkan rekomendasi PDIP maju di Pilkada Solo disayangkan banyak pihak.

Salah satunya disampaikan oleh Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin.

"Saya sebetulnya menyayangkan sikap Pak Jokowi yang secara vulgar memberikan dukungan kepada putranya (Gibran)," ujar Said Salahudin saat dihuhungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/7).

Seingat Said Salahudin, Jokowi sempat mengatakan tidak akan melibatkan anak-anaknya ke dalam politik praktis. Begitupun Gibran yang juga menyatakan tidak akan memanfaatkan posisi bapaknya untuk masuk dunia politik.

"Tapi ini (proses pencalonan Gibran) menunjukkan ada inkonsistensi dari Pak Jokowi. Memang secara etis, etika politiknya kurang pas menurut saya, dukungan vulgar yang ditunjukkan Pak Jokowi," ungkapnya.

Ukuran vulgar dukungan Jokowi ke anaknya bisa dilihat dari proses rebutan rekomendasi pencalonan walikota Solo antara Gibran dengan Achmad Purnomo, yang sekarang ini masih menjabat sebagai Wakil Walikota Solo.

"Kemarin itu Gibran agak terkatung-katungnya itu kan karena rebutan sama Purnomo, yang sebelumnya sudah dijanjikan akan maju sebagai Walikota, dari posisi wakil menjadi calon walikota yang didukung oleh FX Rudi juga, dan didukung oleh mayoritas pengurus cabang di Solo," beber Said Abdullah.

Ditambah lagi, pertemuan antara Jokowi dengan Purnomo di Istana Negara pada Kamis (16/7) lalu, yang sangat mungkin memunculkan asumsi publik tentang perilaku politik presiden dalam praktek dukungan yang vulgar untuk "menawar langsung" Purnomo dalam memuluskan langkah Gibran.

"Yang seperti ini menurut saya kurang etis. Karena bagaimanapun posisi Pak Jokowi hari ini itu memberikan pengaruh yang sangat kuat. Pak Jokowi ngomong nama seseorang aja itu akan memberi efek yang sangat besar bagi orang itu. Apalagi menyebut nama anaknya, orang lebih segen lagi," kata Said Salahudin.

Oleh sebab itu, jebolan ilmu hukum tata negara Universitas Indonesia (UI) ini berpandangan, pencalonan Gibran yang dikritik banyak orang dikarenakan adanya keterlibatan Presiden Jokowi, yang jelas-jelas memberikan catatan kurang baik dalam soal dukung mendukung anaknya.

"Saya tidak menyatakan Gibran tidak boleh berpolitik, Gibran mau berpolitik oke, Gibran mau mendaftar jadi calon walikota oke, enggak masalah. Tetapi dari Pak Presidennya kalau saya. Problemnya ada di presidennya. Bagaimanapun posisi presiden itu sangat besar pengaruhnya untuk resources politik," tuturnya.

"Ketika ada peluang Gibran dan Pak Jokowi memainkan peran itu terkesan sekali ingin membangun sebuah politik dinasti baru, trah Solo ini," demikian Said Salahudin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA