Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hadapi Krisis Pangan Akibat Corona, Mentan Dorong Diversifikasi Pangan Non Beras

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 20 Juli 2020, 21:59 WIB
Hadapi Krisis Pangan Akibat Corona, Mentan Dorong Diversifikasi Pangan Non Beras
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo/Net
rmol news logo Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong upaya diversifikasi pangan lokal dalam mengantisipasi krisis pangan akibat pandemik virus corona baru (Covid-19).

Demikian disampaikan SYL saat menjadi narasumber diskusi ‘Ngobrol Asyik (Ngobr-Ask) secara virtual yang dilaksanakan DPP Garda Wanita (Garnita) Malahayati Nasdem, Senin (20/7).

SYL menjelaskan, prediksi BMKG menunjukan ada beberapa daerah rawan kekeringan yang perlu diawasi selama musim kemarau 2020. Dengan data BMKG itu, eks Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini mendorong perlunya penyediaan alternatif sumber kabohidrat dari sumber pangan nonberas.

"Perlu dilakukan diversifikasi untuk penyediaan alternatif sumber karbohidrat lokal nonberas dan menggerakan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujar SYL.

Syahrul menyebutkan, selain membuat masyarakat tidak hanya bertumpu pada komoditas beras, program diversifikasi makanan sebagai bagian dari kekayaan, budaya, dan kebesaran bangsa.

"Bukan hanya beras, tapi berbagai pangan lain ada ubi kayu, jagung, sagu, kentang, pisang, talas, dan lainnya. Langkah diversifikasi pangan ke depan yakni memperkuat tiap komoditas pangan di masing-masing wilayah," katanya.

Sementara itu, Charles Meikyansah mengatakan, di Indonesia terdapat daerah rentan pangan. Setidaknya ada 88 kabupaten/kota yang terdiri atas 956 kecamatan.

Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI), keadaan Indonesia membaik dari sebelumnya 54,8 pada 2018 menjadi 62,6 pada 2019.

"Perbaikan ini harus terus dilakukan, utamanya dalam aspek availability serta quality safe," imbuh Charles.

Legislator Nasdem dapil Jawa Timur IV itu menyebutkan, Indonesia memiliki GFSI terendah di lima provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Kalimantan Barat.

"Pemerintah harus memastikan provinsi dengan GFSI terendah tersebut kebutuhan pangannya tercukupi selama pandemi Covid-19," tegasnya.

Tidak hanya itu, Charles juga mengatakan, diversifikasi pangan lokal serta penguatan cadangan dan sistem logistik pangan harus diperkuat.

"Karena, bangsa yang mandiri dalam pangan adalah bangsa yang kuat, Bangsa Indonesia harus mampu menggali dan mengembangkan potensi pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan nasional," tandasnya.

Diskusi memperingati HUT ke 9 Garnita Malahayati Nasdem bertajuk “Diversifikasi Pangan Lokal' itu dihadiri beberapa narasumber, yaitu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, anggota Komisi IV DPR RI, Charles Meikyansah serta Ketua Umum Garnita Malahayati Nasdem, Indira Chandra Thita Syahrul sebagai pembuka diskusi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA