Tak hanya kepada nakhoa, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo juga memberi hadiah kejutan kepada dua awak kapal, yakni Muhammad Nur Afliq dan Riko Putra yang menunjukkan keberaniannya dengan melompat ke kapal guna melumpuhkan para pencuri ikan.
"Ini tolong dibagi dua ya," ujar Menteri Edhy sambil memberikan paket berbalut plastik hitam kepada Riko, Rabu (22/7).
Mendapat apresiasi dari menteri, Riko dan Afliq mengaku tindakannya tersebut bukan semata-mata untuk mendapat penghargaan. Sebab menjaga setiap jengkal laut dari tangan-tangan pelaku
illegal fishing merupakan tugas dan kewajiban yang sudah melekat di pundaknya.
Perihal risiko yang kerap dihadapi awak kapal pengawas saat melakukan pengejaran dan penangkapan kapal pencuri ikan, menurut Afliq, hal tersebut sudah diperhitungkan secara matang. Seperti saat dia dan Riko yang terpaksa melompat ke kapal Vietnam untuk melumpuhkan para pelaku.
"Itu SOP-nya memang seperti itu. Kita mengikuti arahan dari komandan. Jadi untuk kita selamat kita harus saling koordinasi. Itu saja," beber Afliq.
Kendati demikian, dia tidak menampik jika ada pihak-pihak yang menyebut awak kapal pengawas kerap nekat saat melumpuhkan kapal pencuri ikan di tengah lautan. "Kalau disebut nekat karena memanng ada peluang dan komando sudah ada. Kita mengikuti arahan dari komandan," tegasnya.
Dalam penyergapan kapal Vietnam di perairan Natuna Utara oleh kapal Hiu 11, sempat terjadi kejar-kejaran selama sekitar dua jam. Tim juga telah mengikuti prosedur tetap seperti tembakan peringatan ke udara, tetapi kapal asing tetap bermanuver.
"Lalu instruksi dari komandan, kita harus mengatur strategi lagi. Makanya kita melompat untuk bisa melumpuhkan mereka yang lari. Kita juga beberapa kali melempar tali untuk mengejar mereka, tapi tidak berhasil. Makanya keputusan terakhir kita sergap dan lompat ke kapal," tambah Riko.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: