Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Faktor Kejenuhan, Prabowo Diprediksi Kalah Lagi Meski Elektabilitas Juara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Kamis, 23 Juli 2020, 02:51 WIB
Faktor Kejenuhan, Prabowo Diprediksi Kalah Lagi Meski Elektabilitas Juara
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/net
rmol news logo Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih kokoh di urutan pertama bila disandingkan dengan tokoh lain yang banyak dijagokan di Pilpres 2024 mendatang.

Berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), elektabilitas Prabowo paling tinggi dengan persentase 16,3 persen. Disusul Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan elektabilitas 12,7 persen, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 11,5 persen.

Namun demikian, tingginya elektabilitas Menteri Pertahanan RI tersebut ternyata tak menjamin kemenangan bila kembali bertarung di Pilpres 2024.

"Sebanyak 26.3 persen responden sangat yakin Prabowo kembali kalah, dan 42.8 persen ragu-ragu. Data ini menggambarkan jika mereka yang memilih Prabowo saat survei memiliki keyakinan pilihannya akan tetap kalah," jelas Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/7).

Dengan hasil tersebut, sambung Dedi, tentu berdampak terhadap para pemilih jika pada akhirnya Prabowo benar-benar kembali maju di Pilpres 2024.

"Mereka yang saat ini masih memilih Prabowo sementara ragu atau bahkan yakin akan kalah, punya potensi mengurungkan pilihan pada Prabowo. Hal ini bisa saja karena ada kejenuhan pemilih,” lanjut Dedi.

Sementara itu, nama lain yang turut mendapat perhatian publik secara berturut-turut yakni Sandiaga Uno 8,8 persen, Ridwan Kamil 6,0 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,7 persen, Airlangga Hartarto 4,3 persen, Khofifah Indar Parawansa 4,0 persen.

Kemudian Mahfud MD 3,0 persen, Doni Monardo 2,9 persen, Gatot Nurmantyo 2,1 persen, dan Tito Karnavian 1,1 persen.

"Semua tokoh potensial memiliki peluang karena ini tentu masih sangat cair, bahkan jika tanpa keikutsertaan Prabowo di 2024, kontestasi akan sangat ramai dan fress dengan nama-nama baru," terang Dedi.

Survei IPO dilakukan pada 8-19 Juni 2020, dengan metode Wellbeing Purposif Sampling (WPS), melibatkan 1.350 responden dari 30 Provinsi. Hasil survsi memiliki akurasi dalam rentang maksimum 97 persen, dengan sampling error 3,5 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA