Hal itu sejalan dengan kondisi ekonomi dalam negeri yang tak kunjung menampakkan kebangkitan.
Menurut pandangan Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, kondisi tersebut terjadi karena sejak awal pemerintah Indonesia salah dalam mengambil kebijakan penanganan Covid-19. Salah satunya mengenai kebijakan pemerintah yang lebih memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibanding
lockdown.
Melihat kondisi ekonomi saat ini, ia kemudian menyinggung pernyataan ekonom senior Rizal Ramli yang lebih setuju kebijakan
lockdown lantaran dampak ekonomi yang ditimbulkan tak terlalu besar. Hal itu kini mulai terbukti.
"Mengutip (pernyataan) Rizal Ramli, bahwa '
lockdown memang membutuhkan biaya besar. Meski begitu, dampak ekonomi kan lebih kecil.' Kini terbukti," kata Gde Siriana Yusuf di akun Twitternya, Kamis (23/7).
Dengan kebijakan pemerintah yang tidak memilih
lockdown, puncak pandemik Covid-19 di Indonesia belum terlihat akan berakhir, pun sejalan dengan ambruknya ekonomi.
"Ekonomi juga enggak jelas solusinya mau seperti apa. Sejak awal kita sudah lihat bahwa kebijakan Covid lebih dipengaruhi kepentingan ekonomi," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: