"Kondisi kabinet saat ini adalah dampak koalisi gemuk, sangat rentan dengan pembagian kekuasaan, tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kualiatas si menteri," kata Direktur Eksekutif Indopolling Network, Wempy Hadir kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/7).
Parahnya, dalam survei yang dirilis beberapa lembaga baru-baru ini menunjukkan mayoritas masyarakat tak puas dengan kinerja para pembantu presiden.
"Ini problem koalisi gemuk. Lebih parah lagi parpol tidak menempatkan orang-orang terbaik, hanya orang yang memiliki kekuatan politik di partai tesrsebut," tegasnya.
Kelemahan lain dari koalisi gemuk, kata Wempy, yakni adanya bagi-bagi jabatan yang tak disaring secara kuat berdasarkan kualitas.
"Filternya ada di partai yang menyodorkan nama ke Jokowi. Jadi orang yang dikirim partai yang enggak bagus, Jokowi enggak bisa menolak," terang Wempy.
Di sisi lain, hak prerogratif yang dimiliki presiden seakan tak terlihat. Sebab bila benar digunakan, maka ancaman
reshuffle yang disuarakan dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu sudah dieksekusi.
"Saat
reshuffle diembuskan, partai terkesan mengancam Jokowi dengan melakukan konsolidasi, dan ancaman itu akan memengaruhi peta nasional. Kesannya, Jokowi disandera oleh parpol," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.