Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dinilai Anggap Remeh Mundurnya Muhammadiyah Dan NU Dari POP, Nadiem Makarim Harus Dievaluasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 24 Juli 2020, 10:30 WIB
Dinilai Anggap Remeh Mundurnya Muhammadiyah Dan NU Dari POP, Nadiem Makarim Harus Dievaluasi
Mendikbud Nadiem Makarim dinilai tidak peka dan tidak memahami sejarah ormas dalam mengembangkan pendidikan di tanah air/Net
rmol news logo Wajar apabila ormas besar seperti PP Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama menarik diri dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

Hal ini disinyalir akibat lolosnya dua yayasan yang terafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar dalam seleksi POP. Bahkan banyak organisasi dan entitas baru yang diloloskan dalam seleksi program tersebut.

Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR RI fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay, dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/7).

"Wajar saja jika kemudian Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan LP Maarif PBNU mengundurkan diri dari kepesertaan POP. Ini adalah bentuk protes dari kedua organisasi besar dan tertua di Indonesia tersebut," tegas Saleh Daulay.

Plh Ketua fraksi PAN ini menilai Mendikbud Nadiem Makarim tidak peka terhadap persoalan-persoalan seputar pendidikan dewasa ini. Alih-alih mencatatkan prestasi selama memimpin kementerian pendidikan dan kebudayaan, Nadiem justru sering menimbulkan kontroversi, polemik, dan perdebatan.

"Nadiem tidak peka. Tidak memahami sejarah pergerakan ormas di Indonesia secara utuh. Kemendikbud diharapkan tidak menganggap remeh pengunduran diri kedua organisasi besar ini. Mengingat jasa mereka dalam dunia pendidikan itu sudah sangat lama," ucapnya.

"Muhammadiyah itu punya lebih dari 30 ribu unit lembaga pendidikan, dan NU juga punya pesantren yang luar biasa banyak. Jadi, dunia pendidikan itu sudah digeluti sejak lama oleh kedua ormas besar ini," imbuh Saleh Daulay.

Atas dasar itu, fraksi PAN DPR RI mendesak Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi terhadap Nadiem Makarim selaku Mendikbud.

Terlebih, selama menjabat sebagai menteri, belum ada prestasi yang ditorehkan Nadiem. Padahal, kesempatan besar untuk membuktikan kemampuannya justru sangat terbuka lebar di masa pandemik Covid-19 saat ini.

"Fraksi PAN DPR RI mendesak Presiden Jokowi untuk segera melakukan evaluasi terhadap Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan," tegas Saleh Daulay. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA