Alih-alih melawan, Achmad Purnomo justru menerima tawaran untuk masuk sebagai penasihat tim pemenangan Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakoso di Pilkada Solo 2020 nanti.
"Sayangnya Purnomo ini bukan petarung, harusnya dia ngotot berjuang untuk mendapatkan dukungan dari partai lain," ucap Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/7).
Seharusnya, kata mantan Sekjen ProDEM ini, Purnomo konsisten menegaskan bahwa dia merupakan orang terbaik untuk mengurus Kota Solo dengan menolak dijadikan sebagai penasihat tim pemenangan Gibran-Teguh.
“Bukan malah mengalah dengan anak Jokowi," kata Satyo.
Sebab sambung Satyo, pemilu yang dikuasai oligarki politik seperti di Solo dinilai selalu tidak sejalan dengan perubahan yang diinginkan masyarakat.
“Akhirnya demokrasi terdegradasi nilainya, demokrasi yang dijalankan oligarki menjadi "toxic" bagi keadilan dan kesejahteraan masyarakat," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: