Namun, sejumlah masyarakat di Bali justru melakukan protes dan penolakan terkait adanya kebijakan pemerintah mengenai kewajiban rapid test dan swab test saat memasuki Pulau Bali. Saat melakukan aksi mereka tidak menaati protokol kesehatan, salah satunya tidak bermasker.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo menyayangkan adanya aksi tersebut. Sebab aksi ini berpotensi membuat wabah corona menyebar.
“Apalagi melakukan suatu orasi, kerumunan massa tanpa bermasker itu kan membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain,†ujar Rahmad kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/7).
Dia mengatakan masyarakat boleh melakukan protes, namun harus mampu menjaga protokol kesehatan dengan baik dan meminta agar menghormati masyarakat yang telah mengikuti kebijakan pemerintah dengan melakukan protokol kesehatan dengan baik.
“Sehingga, kalau toh menolak ya sudah enggak usah (kumpulin massa). Sebelum ada satu keputusan dari pemerintah, ada sanksi ya (tidak pakai protokol kesehatan). Kita hormati orang-orang yang bekerjasama bergotong royong menghambat penyebaran virus itu dengan bermasker,†katanya.
Rahmad tidak masalah dengan adanya aksi protes tersebut, akan tetapi para demonstran harus dapat mempertanggungjawabkan bila nanti adanya korban dari Covid-19 paska aksi massa tersebut.
“Sehingga, saya berharap, agar silakan melakukan suatu aksi, tapi aksi yang dapat dipertanggungjawabkan, dan menyelamatkan lingkungan maupun orang lain,†paparnya.
“Kalau menolak ya silakan, berdiam diri dan tidak mengganggu lah ya, ini butuh kerjasama butuh toleransi, butuh bergotong royong, bukan justru malah melemahkan suatu yang lain dan menimbulkan masalah kembali,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: