Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hetifah Desak Kemendikbud Lakukan Pendataan PJJ Lebih Mendalam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 01 Agustus 2020, 22:18 WIB
Hetifah Desak Kemendikbud Lakukan Pendataan PJJ Lebih Mendalam
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian/Net
rmol news logo Panitia Kerja Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Komisi X DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Eselon 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka membahas evaluasi keberjalanan PJJ selama masa pandemik Covid-19, pada Kamis (9/7).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam rapat tersebut juga dibahas konsep pembelajaran jarak jauh sebagai bagian dari peta jalan pendidikan nasional 2020-2035. Rapat diadakan secara virtual dan fisik dari ruang rapat Komisi X DPR RI.

Kepala Biro Perncanaan Kemendikbud, M. Samsuri menjelaskan, bahwa pembelajaran berbasis teknologi digital diperkirakan atas terus digunakan oleh satuan pendidikan pasca pandemik.

“Pembelajaran berbasis digital akan mengurangi kesenjangan dan batas-batas layanan pendidikan formal, nonformal, dan informal di masa depan, karena peserta didik bisa belajar kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan apapun juga,” ujarnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, perlu adanya data yang lebih mendalam terkait pembelajaran jarak jauh.

“Apakah Kemendikbud sudah mengantongi data berapa banyak kabupaten/kota yang sudah memiliki akses internet memadai? Berapa sekolah yang telah memiliki perangkat TIK yang cukup? Berapa siswa yang kesulitan mengakses konten-konten daring?" ujar Hetifah dalam keterangannya, Sabtu (1/8).

"Data ini semua mutlak harus ada untuk membantu perencanaan program-program pendidikan ke depan. Bisa ditambahkan ke dalam Dapodik,” tegasnya.

Hetifah juga menanyakan terkait saran Komisi X untuk memberikan gawai bagi para siswa dan guru yang membutuhkan.

“Bagaimana pendapat Kemendikbud akan saran tersebut, apakah akan dilaksanakan? Jika ya, saya berharap sekali bahwa proses produksinya dilakukan di dalam negeri, jadi kita tidak semata-mata langsung impor,” paparnya.

Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno menyatakan, pihaknya telah melakukan dan selesai mengolah dua survey terkait pembelajaran jarak jauh.

Survey pertama dilakukan dengan responden guru dan kepala sekolah, sementara survey kedua dilakukan kepada siswa dan orangtua.

“Dari survey kami ditemukan bahwa sebagian besar orangtua menghabiskan waktu 1-2 jam per hari mendampingi anak belajar. Jenis pendampingan dilakukan berbeda-beda tergantung dari jenjangnya,” katanya.

Terkait hal tersebut, Hetifah berharap Kemendikbud juga melaksanakan survey yang lebih mendalam.

“Perlu dipetakan kendala-kendala apa yang mereka hadapi dalam mendampingi anak-anaknya, dan bantuan seperti apa yang mereka harapkan dari pemerintah. Sampel responden orangtua harus mewakili seluruh kelompok masyarakat dari tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda," jelasnya.

"Program-program terkait parenting yang sudah dibuat Kemendikbud juga harus dievaluasi, berapa orang yang sudah memanfaatkannya dan kalau bisa ada umpan baliknya,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA