Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

UMKM Bisa Jadi Andalan Negara Menggerakkan Roda Ekonomi Yang Mandek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 03 Agustus 2020, 09:15 WIB
UMKM Bisa Jadi Andalan Negara Menggerakkan Roda Ekonomi Yang Mandek
Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi/Net
rmol news logo Pada kuartal II perekonomian Indonesia melemah akibat diguncang oleh merebaknya pandemik Covid-19. Sejumlah ekonom juga memprediksi pada kuartal III ini ekonomi Indonesia merosot hingga ke level minus 5 persen.

Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi menilai, adanya wabah virus corona baru (Covid-19) ini telah membuat sejumlah negara yang sebelumnya dikenal memiliki ekonomi kuat harus mengalami resesi. Beberapa di antaranya adalah Jerman, Hongkong, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan.

“Sejumlah negara lain termasuk Indonesia juga bisa mengalami hal yang sama jika tidak memiliki strategi yang baik dalam menghadapi pandemik Covid 19,” ujar Baidowi lewat keterangan persnya, Senin(3/8).

Guna mencegah atau menghambat terjadinya resesi ekonomi, kata pria yang akrab disapa Awiek itu, pemerintah Indonesia perlu melakukan sejumlah upaya. Seperti mempercepat realisasi stimulus kesehatan dan ekonomi secara paralel.

“Sebagai contoh per 23 Juli 2020 stimulus kesehatan baru terealisasi 7 persen dan sedangkan untuk UMKM baru 25 persen yang disebabkan adanya hambatan birokrasi dan masih adanya ego sektoral. Hambatan itu perlu ditangani secara serius,” katanya.

Tak hanya itu, menurutnya, sektor usaha mikro kecil dan menengah bisa menjadi andalan negara untuk menggerakkan roda perekonomian yang mandek selama beberapa bulan ini akibat digembosi virus mematikan dari Wuhan, China.

“Apalagi selama ini UMKM terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja, dan pada beberapa krisis ekonomi sebelumnya bisa menopang perekonomian. Selain itu UMKM selama ini tidak banyak terintegrasi dengan sistem global, sehingga bisa bertahan di tengah goncakan perekonomian global,” bebernya.

Pihaknya mengharapkan, komite pemulihan ekonomi yang baru dibentuk mampu bekerja maksimal dan transparan. Berikutnya adalah stimulus fiskal dan non fiscal yang sebaiknya fokus pada serapan tenaga kerja.

“Pemberian keringanan pajak yang besar pada perusahaan diharapkan tidak lagi memunculkan penyerapan pegawai baru atau setidaknya tidak ada lagi pemutusan hubungan kerja (PHK),” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA