Namun demikian, imbauan yang terus disuarakan tersebut nyatanya masih menyisakan persoalan. Terlebih saat ini ada wilayah yang menerapkan pembatasan, seperti halnya di Jakarta dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang terus diperpanjang.
"Adaptasi kebiasaan baru seperti
physical distancing, pakai masker dan sering cuci tangan. Tapi Jokowi lupa bahwa rakyat sudah 3 bulan ini adaptasi kebiasaan baru di rumah," kata Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf di akun Twitternya, Selasa (4/8).
Seruan kebiasaan baru atau
new normal, kata Gde menjadi masalah lantaran tak dibarengi dengan kebijakan yang mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat agar terjamin setiap harinya.
Imbas tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, masyarakat pun mulai kesusahan dalam menerapkan
new normal. Namun sayang, hal ini seperti tak benar-benar diperhatikan pemerintah.
"Jokowi lupa bahwa rakyat sudah 3 bulan ini adaptasi kebiasaan baru di rumah dengan kurangi porsi makan, potong uang jajan anak, ngutang sana-sini, tunda bayar kontrakan dan sekolah dan bingung seharian mau ngapain," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: