Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Laju Ekonomi Minus 5,32 Persen, Airlangga: Kita Tidak Sedalam Yang Lain

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 05 Agustus 2020, 14:42 WIB
Laju Ekonomi Minus 5,32 Persen, Airlangga: Kita Tidak Sedalam Yang Lain
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Net
rmol news logo Dampak negatif dari pandemik Covid-19 pada sektor ekonomi cukup terasa. Tidak hanya dalam sektor belanja rumah tangga saja, tapi turut dirasakan pada korporasi.

Begitu tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam jumpa media secara virtual, Rabu (5/8).

“Kami dapat menyampaikan bahwa memang pandemik Covid-19 sesuai dengan apa yang terjadi di berbagai negara. Dampaknya luas di 213 negara tidak terkecuali Indonesia,” ujar Airlangga

Sementara menanggapi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut laju ekonomi pada kuartal kedua atau triwulan kedua anjlok di angka minus 5,32 persen, Airlangga menilai bahwa angka itu masih lebih baik dibanding negara lain.

“Amerika Serikat sendiri di kuartal II (Q2) minus 9,5 persen. China sudah positif tapi di kuartal I (QI) dia minus 6,8 persen. Jadi pertaruhannya bagaimana kita di kuartal ketiga (Q3) terjadi recovery atau pembalikkan, karena ini adalah survei bulan April, Mei, dan Juni. Memang pada Maret dan April adalah puncak dari pandemik Covid-19, terutama dari segi perekonomian,” ujarnya.

Dia menyebutkan di negara-negara Uni Eropa mengalami penurunan ekonomi lebih dalam dibandingkan Indonesia. Dari minus 3,1 persen di kuartal I (QI) menjadi minus 15 di kuartal kedua (Q2). Perancis tercatat minus 19 persen, Singapura minus 12 persen bahkan di Meksiko minus 18,9 persen.

“Jadi antara peer country kita tidak sedalam yang lain. Namun kita berharap ada efek perbaikan daripada perekonomian global melalui, baik China maupun negara lain yang recover lebih dahulu,” katanya.

Airlangga optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi periode 2020-2021 nanti bangkit 0,5 hingga 1 persen dari keterpurukan pada kuartal II 2020 akibat hantaman keras pandemik Covid-19.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020-2021 dari berbagai institusi, diperkirakan ekonomi global kontraksi antara minus 6 sampai 7,6 persen. Sedangkan Indonesia dalam range minus 3,9. Sedangkan pemerintah prediksi berdasarkan APBN dari 0,5 sampai dengan 1 persen,” paparnya.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA