Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi: Bandara Internasional Ada 30, Apakah Perlu Sebanyak Ini?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 06 Agustus 2020, 11:07 WIB
Jokowi: Bandara Internasional Ada 30, Apakah Perlu Sebanyak Ini?
Bandara Internasional Kertajati/Net
rmol news logo Capaian pertumbuhan ekonomi di sektor penerbangan pada kuartal II 2020 anjlok cukup dalam. Masalah ini yang kemudian menjadi bahan evaluasi oleh Presiden Joko Widodo terhadap kinerja jajarannya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sektor yang turun paling besar adalah angkutan udara, dengan kontraksi sebesar 80,23 persen.

Jokowi menyebutkan, angka penurunan di sektor penerbangan itu masih terkait dengan turunnya angka wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Dia mencatat, angka wisatawan mancanegara turun 81 persen jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 (quarter to quarter), dan bahkan turun 87 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year).

Dari situ, Jokowi mengeluhkan tata kelola sektor penerbangan yang mesti harus diperbaiki. Salah satunya ialah mengenai jumlah bandar udara (bandara) internasional yang cukup banyak.

"Saya melihat bahwa airline hub yang kita miliki terlalu banyak dan tidak merata. Ini agar kita lihat lagi. Saat ini terdapat 30 bandara internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini?," ujar Jokowi dalam ratas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/8).

Bahkan, mantan Walikota Solo ini meminta kementerian terkait untuk mengamati jumlah bandara udara internasional yang ada di negara-negara lain, apakah sebanyak yang dimiliki Indonesia atau tidak.

"Saya kira (negara-negara lain) enggak melakukan ini. Coba dilihat," tegasnya.

Lebih lanjut, Jokowi membeberkan sejumlah bandara yang memiliki trafic lalu lintas yang cukup tinggi, dari 30 bandara internasional yang ada di Tanah Air jumlahnya terbilang sangat sedikit.

"Dan 9 persen lalu lintas hanya terpusat di 4 bandara. Artinya kuncinya ada di 4 bandara ini. Di Soekarno-Hatta di Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatera Utara," ungkapnya.

Karena itu, Jokowi memerintahkan kepada kementerian terkait untuk berani menentukan bandara-bandara yang berpotensi menjadi internasional hub. Dengan catatan, sesuai pada pembagian fungsi, peta geografis dan juga karakteristik wilayahnya.

"Saya mencatat ada 8 bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan super hub. Kembali lagi, Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, Kualanamu, Yogyakarta, Balikpapan, Hasanuddin, Samratulangi dan Juanda yang ada di Surabaya," demikian Jokowi menyebutkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA