Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Deklarator KAMI: Hukum Sejarah Akan Terulang Jika Pemerintah Tetap Bebal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 06 Agustus 2020, 16:41 WIB
Deklarator KAMI: Hukum Sejarah Akan Terulang Jika Pemerintah Tetap Bebal
Deklarator KAMI, Ahmad Yani dalam webinar yang diselenggarakan Front Page/RMOL
rmol news logo Hukum sejarah akan terjadi jika pemerintah antikritik serta masukan dari civil society atas keprihatinan nasib bangsa Indonesia saat ini. Hukum sejarah yang dimaksud yakni jatuhnya rezim tang tengah berkuasa.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu kata salah satu penggerak Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI), Ahmad Yani dalam webinar FRONT PAGE 'Obrolan Bareng Bang Ruslan bersama, deklarator KAMI Dr. Ahmad Yani' yang disiarkan langsung melalui akun Facebook Republik Merdeka Network, Kamis (6/8).

Ahmad Yani menegaskan, KAMI merupakan gerakan moral yang tidak melakukan gerakan politik praktis. "Walaupun di dalam gerakan itu bisa juga berdimensi politik seperti itu, tapi tidak politik praktis," ujar Ahmad Yani.

KAMI sendiri nantinya akan menyampaikan pandangan dan persepsi kepada publik atas kondisi bangsa Indonesia saat ini. Penyampaian itu bisa berupa kritikan dan saran yang harus dilakukan oleh pemerintah.

"Contoh, nanti kita akan membedah sistem ekonomi kita. Apa betul sistem ekonomi yang ada ini sudah sesuai dengan ekonomi Pancasila atau sesuai dengan ekonomi yang diinginkan. Kami akan menyampaikan secara terbuka, silakan pemerintah, DPR untuk merespons, masih ada waktu," jelas mantan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

Sikap terbuka dan mau menerima masukan penting bagi pemerintah. Sebab bila pemerintah tetap bebal atau tidak mau mendengarkan kritikan dan masukan dari civil society, jelasnya, maka hukum sejarah dipastikan akan terjadi.

"Nah kalau juga bebal juga, kalau dalam bahasa Alquran itu shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun (Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali). Karena kita akhirnya melakukan prinsip yaitu menjalankan yang maruf (baik) mengajak bersama-sama mengajarkan yang maruf dan berusaha semaksimal mungkin mencegah yang munkar (buruk)," terang Yani.

"Hukum sejarah akan terjadi. Tapi saya ingatkan, jatuhnya seluruh rezim di dunia ini bukan hanya di Indonesia, seluruh rezim yang otoriter jatuh tatkala suara-suara rakyat sudah tidak didengar lagi," tegas Yani.

Di sisi lain, ia menegaskan keberadaan KAMI bukan gerakan yang ingin menjatuhkan rezim saat ini.

"Kalau kami tidak ada agenda untuk memakzulkan, kalau komponen rakyat-rakyat lain ya kita enggak bisa mencegah," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA