Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Federasi Pekerja BUMN Sebut Ada Dua Sektor Penting Untuk Bangkitkan Ekonomi Di Tengah Pandemik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 06 Agustus 2020, 19:23 WIB
Federasi Pekerja BUMN Sebut Ada Dua Sektor Penting Untuk Bangkitkan Ekonomi Di Tengah Pandemik
Ilustrasi
rmol news logo Efek domino dari pandemik kesehatan akibat Covid-19 memberikan efek terhadap sektor sosial, ekonomi, serta keuangan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka membatasi penyebaran wabah.

Pada tahun 2020, ekonomi global diproyeksikan mengalami kontraksi dan sebagian besar negara di dunia menghadapi ancaman resesi.

Keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan terkontraksi -5,51 persen. Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas.

Namun, Sekjen Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Satya Wijayantara optimistis bangsa Indonesia bisa bangkit di tengah pandemik Covid-19

Satya menyebutkan, dari sisi sektoral ada dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur.

Kedua sektor ini, masing-masing terkontraksi minus 7,57 persen dan minus 6,19 persen. Mengingat kedua sektor ini merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi, maka dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar.

Namun demikian, kata Satya, perlu disoroti juga bahwa sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19 persen begitu pula sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88 persen.

"Terlepas dari perlambatan ekonomi, kinerja sektoral di bulan Juni menuju ke arah membaik pada sektor-sektor utama. Pelonggaran PSBB di sejumlah wilayah mulai meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga aktivitas ekonomi mulai bergerak," kata Satya dalam keterangannya, Kamis (6/8).

Sejumlah indikator di Juni 2020 memperlihatkan sinyal positif seperti peningkatan PMI manufaktur, indeks keyakinan konsumen, penjualan mobil, ritel, dan survey kegiatan dunia usaha.

Kinerja keuangan beberapa emiten selama semester I 2020 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan semester I 2019.

Dari sektor perdagangan internasional, beberapa komoditas ekpor menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan ekonomi Tiongkok. Hal ini membuat ekspor Indonesia di bulan Juni 2020 meningkat mencapai 12,01 miliar dolar AS.

"Saya kira pemerintah terus berkerja keras dan melakukan langkah exsraordinary untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dua fokus utama pemerintah adalah menjaga kehidupan dan menjaga mata pencaharian untuk hidup bagi masyarakat dalam rangka
pemulihan ekonomi," jelasnya.

Satya memaparkan, strategi utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui peningkatan belanja pemerintah. Optimalisasi belanja pemerintah melalui implementasi program PEN, peningkatan daya beli masyarakat dan dukungan di sektor diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di triwulan III dan IV.

Selain itu, program penanganan Covid-19 yang lebih serius dan terstruktur diharapkan akan memulihkan kepercayaan masyarakat dan rumah tangga untuk melakukan aktivitasnya termasuk belanja/konsumsi/investasi.

Penanganan dari aspek kesehatan, meliputi memperbanyak 3T (testing, tracing, treat) dan kampanye 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) secara luas kepada masyarakat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

"Pengadaan obat dan persiapan produksi dan distribusi vaksin hingga satu tahun ke depan terus dilakukan," demikian Satya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA