Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keluhan Jokowi Jangan Jadi Alasan Lepas Bandara Internasional Ke Asing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 07 Agustus 2020, 08:59 WIB
Keluhan Jokowi Jangan Jadi Alasan Lepas Bandara Internasional Ke Asing
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net
rmol news logo Keluhan Presiden Joko Widodo tentang banyaknya jumlah bandara internasional di Indonesia jangan sampai berubah jadi alasan untuk melepas pengelolaan bandara ke pihak Asing.

Begitu tegas Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto yang curiga ada maksud lain di balik keluhan aneh dari Presiden Joko Widodo tersebut.

Menurut Satyo, syarat sebuah bandara bisa disebut sebagai bandara internasional bukan karena fasilitas penerbangan seperti panjang landasan, terminal megah, pesawat besar dan canggih. Melainkan cukup tersedianya pelayanan custom, keimigrasian, dan karantina.

“Justru dengan status bandara internasional memudahkan dan akan terjadi efisiensi dalam lalu lintas orang dan barang. Karena tersedianya pelayanan pabean, imigrasi dan karantina. Sebab tidak ada keharusan negara membangun bandara megah dan luas yang akan membutuhkan biaya banyak untuk membangun dan maintenancenya," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).

Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ProDEM ini pun curiga bahwa pernyataan Presiden Jokowi tersebut terdapat tujuan tertentu. Yakni ingin melepaskan pengelolaan bandara kepada pihak swasta asing.

"Kita jadi curiga jangan-jangan statemen Jokowi tersebut alibi untuk melepaskan pengelolaan bandara-bandara tersebut ke swasta asing," pungkas Satyo.

Presiden Jokowi menanggapi data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa sektor yang turun paling besar adalah angkutan udara dengan kontraksi sebesar 80,23 persen.

Jokowi pun menyebut bahwa angka penurunan di sektor penerbangan itu masih berkaitan dengan turunnya angka wisawatan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Jokowi juga mencatat, angka wisawatan mancanegara turun hingga 81 persen jika dibandingkan dengan Kuartal I 2020. Bahkan, turun 87 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Dari situ, Presiden Jokowi mengeluhkan tata kelola sektor penerbangan yang mesti harus diperbaiki. Salah satunya ialah mengenai jumlah bandara Internasional yang cukup banyak.

"Saya melihat bahwa airline hub yang kita miliki terlalu banyak dan tidak merata. Ini agar kita lihat lagi. Saat ini terdapat 30 bandara Internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini?" ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/8). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA