Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Gibran, Megawati Lupa Pernah Kritik Soal Dinasti Politik?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 07 Agustus 2020, 10:28 WIB
Dukung Gibran, Megawati Lupa Pernah Kritik Soal Dinasti Politik?
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Net
rmol news logo Soal dinasti politik kembali mencuat setelah putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan untuk maju sebagai colon Walikota Solo.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di awal tahun 2020, muncul isu Gibran kurang mendapat restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.  

Karena kala itu, Megawati mengkritik elit politik yang melibatkan sanak keluarga intinya ke panggung politik tanpa melalui kaderisasi dan sistem rekruitmen paling bawah dari partai politik.

"Berhentilah, kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa jangan dipaksa-paksa. Jengkel loh saya. Lah iya loh, ngapain sih kayak tidak ada orang. Kader itu ya anak kalian juga loh. Gimana yo," ujar Megawati saat memberikan sambutan dihadapan calon kepala daerah yang diusung PDIP di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).

Namun sekarang, Megawati telah mengeluarkan rekomendasi kepada Gibran untuk melenggang ke panggung pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 untuk menjadi Walikota Solo.

Lantas, apakah Megawati telah melupakan kritikannya dahulu saat mendorong Gibran masuk ke arena pertarungan politik praktis?

Pertanyaan inilah yang coba dijawab oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno yang memandang sindiran Putri Soekarno tersebut hanya bentuk kekecewaan terhadap elit.

"Pernyataan kritik, satir kepada pihak elit dan penguasa yang menyertakan keluarga intinya itu memang sebagai sebuah ekspresi kekecewaan Mba Mega sepertinya ya," ujar Adi Prayitno saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).

Kritik Megawati yang secara tidak langsung juga menohok Gibran dan ayahnya, Presiden Jokowi, menurut Adi adalah suatu teguran yang seharusnya dilakukan.

Sebabnya, akademisi Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta ini melihat Megawati tidak serta merta mengajak anak-anaknya atau keluarga intinya ke ranah politik tanpa melalui proses yang paling dasar.

"Kalau pun toh ada anak Mega ikut berpolitik itu kan dari awal. Puan itu kan dari awal, diajari betul. Jadi tidak terlampau kentara dinasti politiknya," ungkapnya.

Namun begitu, dengan diberikannya rekomendasi kepada Gibran untuk maju menjadi Walikota Solo bukan berarti Megawati telah lupa dengan kritikannya terdaulu tentang dinasti politik.

"Ya kalau sudah begini sudah legowo. Tapi dia juga tidak bisa menutup kemungkinan bahwa anak-anak dari keluarga dinasti ini (Jokowi) memang tidak boleh tidak harus mendapat rekomendasi, karena menyangkut orang penting," tuturnya.

"Cuman kan pesannya sederhana, kalau pun toh mau ngajak anak, keluarga intinya, belajar dari awal  dan jangan menggunakan apa yang saat ini sedang dimiliki. Belajarlah dulu," demikian Adi Prayitno menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA