Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mau Ditanggapi Apapun, Faktanya Pertumbuhan Ekonomi Era SBY 6 Persen Dan Utang Turun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Jumat, 07 Agustus 2020, 14:28 WIB
Mau Ditanggapi Apapun, Faktanya Pertumbuhan Ekonomi Era SBY 6 Persen Dan Utang Turun
Kepala Badan Komunikasi dan Strategi Partai Demokrat Ossy Dermawan/Net
rmol news logo Laju ekonomi yang nyungsup di kuartal II 2020 membuat kinerja Presiden Joko Widodo mulai dibandingkan dengan pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mulanya, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyoroti masalah ini saat memberi arahan kepada para anggotanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/8).

Ibas menyebut bahwa ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan ayahnya terbukti meroket. Sementara persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran di era SBY juga terjaga.

"Alhamdulillah, kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga," ujarnya.

Pernyataan ini yang kemudian membuat politisi PDI Perjuangan yang mendukung Presiden Jokowi angkat bicara. Salah satunya politisi PDIP Hendrawan Supratikno yang menyindir bahwa pemerintahan era SBY meninggalkan banyak proyek yang mangkrak.

"SBY meninggalkan ekonomi yang stabil, datar, namun tidak cukup untuk digenjot, diakselerasi, karena kendala infrastruktur yang sangat tertinggal. Banyak proyek yang mangkrak. Bayangkan, arus mudik-balik Lebaran saja baru terurai di era Jokowi (Presiden Joko Widodo)," jawab Hendrawan kepada wartawan, Jumat (7/8).

Dia turut menyinggung mengenai pembangunan infrastruktur yang tidak masif di era SBY. Program MP3EI SBY, sambung Hendrawan, seharusnya sudah berjalan sejak 2005-2010, sehingga tidak menjadi beban pemerintahan berikutnya.

"Ada yang menilai, dekade SBY adalah dekade yang datar. Bahkan, ada yang menyebut sebagai “the lost decade”, karena harusnya perbaikan infrastruktur dilakukan besar-besaran, sehingga kita lebih siap bersaing di tingkat global," singgungnya.

Namun begitu, Kepala Badan Komunikasi dan Strategi Partai Demokrat Ossy Dermawan membela Ibas. Baginya, apapun bantahan mengenai prestasi SBY yang disampaikan, tetap saja tidak akan menafikkan fakta yang terjadi.

“Seperti pertumbuhan ekonomi 6 persen, kemiskinan turun, pengangguran turun, rasio utang turun, cadangan devisa naik,” tegasnya dalam akun Twitter pribadinya.

Prestasi SBY itu yang kemudian membuat Jokowi bisa dengan mudah bekerja memimpin negeri. Termasuk mulai menggencarkan pembangunan infratruktur.

“Karena warisan ekonomi yang baik inilah maka pemerintahan Jokowi punya uang untuk bekerja lanjutkan pembangunan,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA