Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beda Dengan Demokrat, Gerindra Mirip PDIP Kurang Kaderisasi Padahal Banyak Kader Potensial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Senin, 10 Agustus 2020, 14:19 WIB
Beda Dengan Demokrat, Gerindra Mirip PDIP Kurang Kaderisasi Padahal Banyak Kader Potensial
Prabowo Subianto/Net
rmol news logo Partai Gerindra kurang kaderisasi. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini mirip dengan PDI Perjuangan yang masih terus dinahkodai Megawati Soekarnoputri.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menyayangkan kurang kaderisasi di internal partai politik. Padahal, Gerindra atau PDIP punya kader-kader potensial.

"Sejak Gerindra didirikan maka tampuk kekuasaan tak pernah lepas dari Prabowo. Bagi pemilih tradisional tak masalah, tapi rasional atau terpelajar paling akan beda," kata pengamat politik ini kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sanin (10/8).

Dia pun membandingkan dengan Partai Demokrat. Kendati agak terlambat, tapi SBY telah melepaskan posisi ketua umum kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono.

"Barangkali kepemimpinan single figther modelnya seperti ini. Kendati bayak kader tapi tak mau melepas kepemimpinannya. Padahal, 'leadership is not a position but an action', kepemimpinan bukanlah posisi tapi suatu tindakan," ujar Jerry Massie.

Sejauh ini, jika Gerindra masih mengandalkan kepemimpinan tunggal maka mereka belum berhasil menciptakan generasi kedua.

"Saya nilai ini bisa berdampak pada Pilpres 2024. Tapi sisi elektoral bisa berdampak buruk," sebutnya.

Padahal publik ingin melihat Gerindra memiliki pemimpin baru dan barangkali menjadi ketua dewan pembina. Jadi ketum bak ketua harian.

"Harus ada terobosan dan inovasi baru. Kalau Prabowo publik bahkan lawan politik sudah mengetahui ke arah mana Gerindra akan di bawah bahkan strategi partai ini. Kalau yang baru pasti mereka akan sulit menebak," tutur Jerry Massie.

Memang, planning Prabowo masih mengendalikan Gerindra setidaknya akan ikut kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Tapi bisa jadi personal branding dan branding image dia tidak secemerlang seperti 2019 lalu.

Sebetulnya, menurut Jerry Massie, kalau Prabowo legowo dan berani melepas jabatannya serta memberikan kesempatan pada kader terbaiknya seperti Menteri KKP Edhy Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad ataupun Sekjen Ahmad Muzani. Paling tidak akan lain ceritanya.

Tapi semua tergantung dari Prabowo. Dengan kurang gebrakannya maka otomatis membuat kredibilitasnya menurun. Padahal jika Gerindra oposisi, partai ini diyakini sulit ditaklukan. Tapi dengan gaya saat ini, maka Prabowo akan sulit bersaing dengan para rising star.

"Kalau pemimpin baru maka lawan akan sulit menebak gaya kepemimpinan politiknya. Begitu pula isu-isu pasti akan keteteran membacanya," sebutnya lagi.

"Perlu ada regenerasi, menurut saya pemimpin gagal saat dia tak mampu melahirkan pemimpin handal. Atau pemimpin yang bijak dan brilian dia tahu kapan dia naik kapan dia turun," ucap Jerry Massie menambahkan.

Atau sebenarnya, Gerindra bisa saja bikin konvensi mencari new leader, masukan nama-nama potensial dan disaring.

"Kalau memang Prabowo lebih unggul tak masalah. Tapi kalau KLB langsung aklamasi maka kurang menarik dn kurang afdol," tutup Jerry Massie menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA