Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Jakarta Drop Hingga Minus 8,4 Persen, Pengamat: Indikasi Gelombang PHK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Selasa, 11 Agustus 2020, 15:45 WIB
Ekonomi Jakarta Drop Hingga Minus 8,4 Persen, Pengamat: Indikasi Gelombang PHK
Pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara/Net
rmol news logo Pertumbuhan ekonomi selama masa pandemik Covid-19, khususnya di Jakarta, mengalami kontraksi yang cukup tajam. Sebab, Jakarta memiliki kasus virus corona baru (Covid-19) yang sangat tinggi sehingga menghambat laju perekonomian.

Diketahui pertumbuhan ekonomi Jakarta terjun bebas di angka minus 8,4 persen. Sebagai barometer ekonomi nasional, tentu saja kondisi ini berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menyebut hal ini sangat mengkhawatirkan. Karena bisa jadi indikasi ada gelombang PHK dalam beberapa bulan ke depan.

"Dari sektor usaha kantor pusatnya kebanyakan di Jakarta, maka ketika
Jakarta turun cukup dalam maka akan berpengaruh terhadap rekrutmen tenaga kerja," ungkapnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (11/8).

Selain itu, menurut Bhima, penurunan yang cukup tajam yang dialami Jakarta sudah bisa dijadikan indikator bakal terjadi resesi ekonomi di kuartal III.

Untuk itu, dirinya menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta segera melakukan aksi tanpa harus menunggu Pemerintah pusat yang cenderung lambat.

Menurut Bhima, hal pertama yang harus dilakukan Pemerintah Daerah adalah memastikan penanganan Covid-19 tetap optimal.

"Karena tanpa itu dilakukan dengan baik, masyarakat akan takut berbelanja dan datang ke pusat-pusat perbelanjaan. Walaupun sudah dilonggarkan," jelasnya.

Selanjutnya yang tak kalah penting, lanjut Bhima, Pemprov DKI harus memaksimalkan bantuan sosial dan mendorong daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga segera pulih.

"Seluruh sumber daya khususnya APBD DKI digunakan seoptimal mungkin untuk bansos karena kita sudah sangat kritis. Enggak bisa kita berharap dari pusat," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA