Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tatap Muka Di Sekolah Terlalu Berisiko, Anak-anak Harus Kembali Belajar Dari Rumah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Kamis, 13 Agustus 2020, 07:56 WIB
Tatap Muka Di Sekolah Terlalu Berisiko, Anak-anak Harus Kembali Belajar Dari Rumah
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo/Net
rmol news logo Penyebaran virus corona yang kian meluas harus menjadi peringatan semua pihak. Terlebih setelah pasar dan perkantoran, klaster baru kini dikabarkan muncul dari sejumlah sekolah.

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengaku risau melihat kenyataan ini. Menurutnya, pembelajaran tatap muka di sekolah jangan sampai menjadi ajang coba-coba.

"Jangan sampai kita melakukan coba- coba, lalu serta merta memberlakukan proses belajar mengajar secara tatap muka karena lokasi sekolah berada di zona hijau dan kuning. Ini berbahaya," kata Rahmad Handoyo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/8).

Menurutnya, proses belajar mengajar jarak jauh memang berat dan melelahkan, namun proses belajar mengajar secara tatap muka (KBM) belum memungkinkan untuk diberlakukan.

“Jadi anak-anak kita harus kembali belajar dari rumah. Terlalu besar risikonya jika mereka harus belajar secara tatap muka di sekolah," katanya.

Rahmad berpendapat, semestinya seluruh sekolah di wilayah di Indonesia, baik yang berada di zona hijau atau kuning kembali melakukan pembelajaran jarak jauh.

Jika memang ada hambatan dalam proses belajar mengajar jarak jauh, maka semua harus duduk bersama mencari solusi.

“Pokoknya semua pihak, mulai pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama mencari solusi, sembari menunggu vaksin," katanya.

Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah. Seperti klaster sekolah Tulungagung, siswa berumur 9 tahun warga Kecamatan Pagerwojo, tertular dari ayahnya yang reaktif dan telah menulari 5 siswa dan 2 guru.

Klaster sekolah Kalimantan Barat (Kalbar) ada 14 siswa dan 8 guru terkonfirmasi positif Covid-19.

Kemudian klaster sekolah Tegal, di mana siswa SD dari Kecamatan Pangkah, Tegal, tertular dari kakeknya dan potensial menulari guru dan teman sekelasnya yang sempat mengikuti KBM tatap muka di sekolah.

Lalu klaster sekola Sumedang. Seorang pelajar berusia 6 tahun Kecamatan Situraja dan pelajar umur 9 tahun dari Kecamatan Sumedang Utara tertular pedagang Pasar Situraja, saat perjalanan ke dan dari sekolah.

Ada lagi klaster sekolah Pati. Sebanyak 26 santri Pondok Pesantren di Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati dinyatakan positif Covid-19.

Selanjutnya, klaster sekolah Balikpapan, di mana seorang guru yang positif Covid-19 menulari 28 orang guru dan pegawai sekolah di 1 SD dan 1 SMP. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA