Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno yang melihat momentum HUT ke-75 Republik Indonesia adalah waktu yang tepat untuk Jokowi merealisasikan kekecewaannya kepada sejumlah menteri lewat pidato marah-marahnya beberapa waktu yang lalu.
"Sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mengganti menteri-menterinya yang tidak maksimal. Sehingga kemarahan Presiden yang empat kali ada ujungnya," ujar Adi Prayitno saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (15/8).
Lebih lanjut, dosen Universitas Syarief Hidayatullah UIN Jakarta ini mengusulkan kepada kepala negara agar mengganti menteri-menterinya yang tidak becus bekerja dengan dengan orang-orang yang sesuai kompetensinya.
Karena menurutnya, pemilihan menteri lewat kategori kalangan profesional ataupun kalangan partai politik sudah tidak kompeten lagi jika melihat kondisi negara yang tengah diambang krisis ekonomi dan juga krisis kesehatan pendemik corona.
"Sekarang sudah enggak relevan bicara profesional dan partai. Tinggal cari orang mau partai atau mau profesional ya yang bisa bekerja kayak jagoan, bisa bekerja di tengah kesulitan, bisa bekerja dengan menyuguhkan manuver-manuver baru," tuturnya.
"Sehingga tetap eksis di tengah krisis. Siapapun orangnya, entah dari partai, entah dari profesional ya layak untuk dipertimbangkan," demikian Adi Prayitno menutup.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: