Begitu sindir analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun atas majunya Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo dan Bobby Nasution di Pilkada Medan.
"75 tahun Indonesia pertama dalam sejarah ayah sudah maju jadi presiden, anak maju jadi calon walikota, menantu juga maju jadi calon walikota. Itu fakta dinasti politik berselimut pilkada," ujar Ubedilah Badrun kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/8).
Sehingga kata Ubedilah, 75 kemerdekaan Indonesia ini hanyalah untuk dinasti politik, merdeka untuk oligarki politik, dan merdeka untuk oligarki ekonomi.
"Tetapi menderita untuk rakyat banyak. Angka kemiskinan yang lima bulan lalu lebih dari 26 juta jiwa kini terus bertambah, pengangguran juga terus bertambah, kini mendekati angka 10 juta pengangguran. Para pengkritik kekuasaan yang membela rakyat seringkali dibully, diteror bahkan diancam dibunuh," jelas Ubedilah.
Dengan fakta-fakta tersebut terang Ubedilah menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami erosi hingga semakin tidak berkualitas.
"Dengan fakta itu maka demokrasi di Indonesia mengalami erosi, semakin rusak, semakin tidak berkualitas dan tidak membawa kemajuan bagi Indonesia," pungkas Ubedilah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.