“Siap yang duluan, bagaimana mekanismenya. Itu kalau tidak diatur dari sekarang bisa menimbulkan keributan dan kerusuhan sosial, karena orang ingin mendapatkan vaksin secepat-cepatnya,†kata Qadari saat menjadi pembicara ILC bertajuk “
75 Tahun Indonesia Majuâ€, Selasa malam (18/8).
Qadari tak bisa membayangkan bahwa Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu) saja rumit, banyak data pemilih yang tidak cocok bagaimana memberikan vaksin terhadap seluruh penduduk yang jumlahnya besar.
“Pemilu itu hanya diikuti oleh orang dewasa, sementara vaksin akan diikuti mulai dari bayi sampai kakek dan nenek,†tandasnya.
Di sisi lain, Qadari tidak melihat ada “lompatan besar" yang dimaksud oleh Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya.
“Saya menilai tapi mesti dikaji lebih dalam, rasa-rasanya pidato itu belum menggambarkan adanya lompatan besar, ada lompatan tapi kecil,†imbuhnya.
Untuk mewujudkan maksud lompatan besar itu, menurut Qadari, Presiden Jokowi harus menyusun bidang-bidang yang harus diprioritaskan untuk ditangani pada saat ini yaitu kesehatan, bantuan sosial, pangan atau pertanian.
Selain itu, bidang lainnya diantaranya teknologi informasi dan terakhir membangun satu data atau big data.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: