"Saya setuju karena lobster memang merupakan komoditas bernilai tinggi," kata Ketua Harian KNTI, Dani Setiawan kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/8).
Hal itu dinilai positif mengingat saat ini banyak kritik mengenai kebijakan ekspor benih lobster yang terlalu masif tanpa memperhitungkan aspek-aspek keberlanjutan dan memberikan kesejahteraan bagi nelayan, khususnya pembudidaya lobster.
"Kalau kita lihat di lapangan, kebijakan pemerintah ini kan belum siap dalam kerangka membuat satu
roadmap atau satu kebijakan yang komprehensif untuk mendorong budidaya lobster di Indonesia," kata Dani.
"Jadi kita jangan hanya menjadi penyuplai benih lobster aja ke Vietnam. Kita juga harus memperbesar kapasitas produksi dan pengetahuan pembudidaya kita agar bisa menjadi pemain penting dalam ekspor lobster di dunia," sambungnya.
Di sisi lain, ia menilai sikap Menko Airlangga sebagai bentuk koreksi terhadap kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang benyak dikritik mengenai ekspor benih lobster.
"Ini koreksi bagi kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan. Aspek budidaya lobster harus tetap menjadi prioritas daripada ekspor benih lobster yang praktiknya banyak kelemahan," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: