Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertamina Rugi Rp 11,33 Triliun, Pengamat Energi: Kondisi Yang Wajar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 24 Agustus 2020, 23:40 WIB
Pertamina Rugi Rp 11,33 Triliun, Pengamat Energi: Kondisi Yang Wajar
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pengamat Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan telah mencermati adanya laporan keuangan PT Pertamina (Persero) di semester I.

Dalam catatan Pertamina, perusahaan minyak milik negara itu mengalami kerugian cukup tinggi yakni 767,92 juta USD atau setara Rp 11,33 triliun.

“Dan memang kalau kita lihat kondisi saat ini suatu hal yang wajar,” kata Mamit kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (24/8).

Mamit mengurai, kerugian Pertamina yang tembus Rp 11,33 triliun tersebut dikarenakan dampak negatif dari pandemik Covid-19 yang mempengaruhi pendapatan Pertamina.

“Di mana, kalau berdasarkan data mereka mengalami penurunan cukup signifikan, dibandingkan semester I di 2019, dari 20milyar USD menjadi 16,5 milyar. Saya kira itu juga suatu hal yang sangat mempengaruhi dari sisi keuntungan Pertamina,” katanya.

Namun di sisi lain, kata Mamit, dampak Covid-19 ini juga membuat harga minyak dunia mengalami penurunan yang sangat rendah beberapa waktu lalu.

“Ditambah juga selama pandemik ini, konsumsi masyarakat dalam penggunaan BBM ini juga mengalami penurunan ya. Jadi, saya kira ini juga sangat berpengaruh, karena tadi juga faktornya adalah mengurangi pendapatan Pertamina dari penjualannya juga,” bebernya.

Selisih kurs, kata Mamit, juga mempengaruhi pendapatan Pertamina yang berada pada angka Rp 14.600 ribu mengalami pukulan cukup keras. Pertamina di semester ini mengalami minus hampir 211,8 juta IDD dan hal ini dikarenakan sentimen negatif dari Covid-19.

“Jadi, saya kira hal yang bisa diperhitungkan dan  memang sudah diprediksi bahwa Pertamina akan mengalami kerugian,” imbuhnya.

Mamit mengatakan, tidak hanya Pertamina yang mengalami kontraksi. Tren penurunan ini juga dialami oleh perusahan migas lainnya, di mana laporan keuangan mereka selama satu semester terakhir tahun 2020 ini mengalami kerugian cukup signifikan.

“Saya ambil contoh Shell, BP maupun Exxon Mobile mereka juga mengalami kerugian yang cukup signifikan. Jadi memang dampak dari Covid-19 ini sangat luar bisa terhadpa keuangan Pertamina,” paparnya.

Disinggung mengenai Pertamina tidak menurunkan harga di saat situasi krisis akibat hantaman dahsyat pandemik Covid-19 ini. Mamit mengatakan justru dengan menurunkan harga BBM Pertamina akan mengalami kerugian yang lebih besar.

“Perlu kita lihat juga bahwa justru dengan tidak menurunkan saja beban penjualan mereka mengalmi penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu,” ucapnya.

“Coba dibayangkan kalau mereka menurunkan harga BBM pada saat kondisi kemarin, berarti minus yang mereka dapatkan akan jauh lebih besar daripda sekarang,” tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA